Begini Respons Ahmad Dhani Saat Dicap Sebagai Tukang Nyinyir
Instagram/ahmaddhaniofficial
Selebriti

Ahmad Dhani ditanyai oleh Baladewa (sebutan fans Dewa 19) mengapa dirinya terjun ke dunia politik dan kini dicap sebagai tukang nyinyir. Simak jawaban suami Mulan Jameela berikut ini.

WowKeren - Musisi yang telah terjun ke dunia politik, Ahmad Dhani, kini dikenal sebagai sosok yang kontroversial. Diketahui, pendukung Prabowo Subianto ini baru saja keluar dari penjara usai ditahan selama 11 bulan karena ujaran kebencian.

Selain itu, Dhani juga dikenal kerap mengkritik pemerintah, hingga bahkan dinilai bersikap nyinyir. Terkait hal tersebut, Dhani lantas memberikan penjelasannya melalui kanal YouTube "Video Legend" miliknya.

Dalam video bertajuk "BALABONG bertanya, AHMAD DHANI menjawab ; 'Perbedaan nyinyir dan kritik'", Dhani menjawab pertanyaan para Baladewa (sebutan untuk fans Dewa 19). Menurut suami Mulan Jameela tersebut, kebanyakan orang Indonesia tidak memahami diksi dari "nyinyir".

"Banyak orang enggak paham diksi itu apa. Apalagi nyinyir itu diksinya apa. Jadi, nyinyir itu ditujukan kepada mereka yang bukan pejabat publik," jelas Dhani dilansir dari YouTube pada Minggu (2/2). "Jadi misalkan gini Farhat (Farhat Abbas) kan nyinyir ke Ahmad Dhani. Ahmad Dhani kan bukan pejabat publik. Itu namanya nyinyir, karena Ahmad Dhani kan bukan pejabat publik."


Sementara itu, tutur Dhani, apabila dirinya mengkata-katain seorang pejabat publik, maka hal tersebut tak bisa disebut sebagai nyinyir. Melainkan sebuah kritik.

"Nyinyir itu adalah ngata-ngatain orang lain yang hidupnya orang tersebut tidak dibiayai oleh dirinya (yang ngata-ngatain). Kayak Farhat ngatain Ahmad Dhani, lha wong dia lho enggak ngehidupin saya. Itu namanya nyinyir," terang Dhani. "Tapi kalau saya ngata-ngatain Presiden, saya ngata-ngatain Gubernur, kalau saya ngata-ngatain Menteri, itu namanya kritik. Jadi bangsa Indonesia ini belum paham soal diksi, apalagi soal kata per kata. Bahkan soal nyinyir aja enggak paham."

Lebih lanjut, Dhani menyebut bahwa dirinya berhak mengkritik Presiden. Pasalnya, sang Kepala Negara digaji dengan menggunakan uang rakyat.

"Saya boleh nyinyirin Presiden, karena Presiden digaji oleh rakyat. Presiden makan dibayar oleh rakyat, Menteri makan dibayar oleh rakyat. Presiden ke luar negeri dibayari oleh rakyat," pungkas Dhani. "Kita wajib nyinyirin. Sebenarnya bahasanya bukan nyinyir, tapi karena bangsa Indonesia enggak paham diksi, itu diksinya sebenarnya adalah kritik, bukan nyinyir."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait