Susur Sungai Berujung Maut Di Sleman Diduga Belum Kantongi Izin Dari Sekolah
Nasional

Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman turut mengomentari kegiatan susur sungai oleh 249 siswa SMPN 1 Turi, Jumat (21/2) sore. Insiden itu dilaporkan menyebabkan 7 siswa meninggal.

WowKeren - Insiden meninggalnya sejumlah siswa SMPN 1 Turi, Sleman, DI Yogyakarta pada Jumat (21/2) terus menjadi sorotan banyak pihak. Diketahui para siswa ini terseret arus deras Sungai Sempor pasca mengikuti kegiatan susur sungai.

Hingga Sabtu (22/2) subuh, Polda Yogya sudah mengonfirmasi 7 siswa meninggal dunia dalam insiden ini. Sedangkan ada 3 korban lain yang baru saja dikabarkan sudah ditemukan di lokasi sekitar 3 kilometer dari tempat kejadian perkara (TKP). Saat ini ketiga korban yang baru ditemukan sedang diidentifikasi oleh Tim DVI Bidokkes Polda Yogya.

Kegiatan susur sungai oleh pramuka SMPN 1 Turi ini pun mendapat beragam tanggapan dari masyarakat. Apalagi belakangan terungkap bahwa sang pembina ternyata sengaja tidak mengikuti kegiatan susur sungai demi berteduh di sekolah.

Lebih lanjut, kegiatan susur sungai ini ternyata merupakan agenda rutin dari kegiatan pramuka di sana. Namun demikian Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman menduga pelaksanaan susur sungai berujung maut kemarin ternyata dilakukan tanpa izin dari sekolah.

Hal ini disampaikan oleh Kabid Pembinaan SMP Disdik Sleman, Dwi Warni Yuli Astuti. Menurutnya kegiatan pramuka memang merupakan ekstrakurikuler wajib demi membentuk karakter siswa.


Namun pelaksanaannya tetap harus memerhatikan kondisi cuaca. Agenda susur sungai misalnya, imbuh Dwi Warni, semestinya diadakan ketika musim kemarau. Sedangkan pada musim hujan sekolah diimbau untuk melakukan kegiatan pramuka yang jauh dari wilayah perairan.

Terlebih, sambung Dwi Warni, semestinya pembina lebih peka dengan situasi yang ada. Sehingga langkah preventif demi mencegah timbulnya kejadian yang tak diinginkan bisa diambil, terutama bila berhadapan dengan bahaya yang berdampak pada nyawa.

"Saya tanya sudah ada SOP, katanya secara tertulis tidak ada," ujar Dwi Warni, merujuk pada percakapannya dengan seorang pembina pramuka di SMPN 1 Turi, Yopi. "Saya tanya sudah seizin kepsek, katanya tidak."

Namun demikian, Dwi Warni mengaku akan meminta keterangan terlebih dahulu dari Kepala SMPN 1 Turi. Namun saat ini sang kepsek masih belum bisa ditemui lantaran begitu terpukul dengan peristiwa yang terjadi.

"Kalau tadi sementara secara detail (kepala sekolah) belum menyampaikan ke saya," tutur Dwi Warni, dilansir dari Republika, Sabtu (22/2). Sedianya penggalian keterangan itu akan dilakukan hari ini.

Dwi Warni pun menambahkan soal pentingnya bimbingan psikologis untuk orang tua dan wali siswa-siswi yang terdampak atas kejadian ini. Insiden yang terjadi pun diharapkan menjadi evaluasi penting semua sekolah.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru