Imbauan untuk isolasi mandiri atau self isolation juga ditegaskan untuk orang yang mengeluh gejala infeksi. Namun, nyatanya banyak orang yang belum tahu apa saja yang perlu dipersiapkan saat isolasi mandiri.
- Putri Stevania
- Senin, 16 Maret 2020 - 18:26 WIB
WowKeren - Wabah virus corona (COVID-19) saat ini sudah sampai di Indonesia. Hal ini membuat warga diimbau untuk mengurangi kegiatan di luar rumah demi mengurangi tertular virus.
Beberapa pasien yang dinyatakan positif mengidap COVID-19 saat ini diisolasi di berbagai rumah sakit di Indonesia. Tujuannya untuk mencegah penyebaran virus tersebut.
Tak hanya itu, imbauan untuk isolasi mandiri atau self isolation juga ditegaskan untuk orang yang mengeluh gejala infeksi. Gejala infeksi ini antara lain terasa sakit di saluran pernapasan atau jenis sakit tenggorokan yang tergolong ringan.
Kelompok ini secara sukarela atau rekomendasi petugas kesehatan, untuk melakukan isolasi di rumah. Namun, nyatanya banyak orang yang belum tahu apa saja yang perlu dipersiapkan saat isolasi mandiri. Berikut tim WowKeren rangkum beberapa hal yang perlu kalian ketahui tentang self isolation. Yuk disimak!
(wk/putr)1. Isolasi Mandiri Berbeda Loh Dengan Karantina
Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya untuk memahami terlebih dahulu mengenai self isolation atau isolasi diri. Perlu diingat bahwa self isolation terkait virus corona ini berbeda dengan karantina. Karantina sendiri berarti menghindari diri dari orang lain atau situasi sosial sebanyak mungkin.
Ada beberapa hal yang membedakan karantina dan self isolation. Salah satunya bila berkontak dengan pengidap COVID-19, tetapi tubuh masih sehat atau setelah berpergian dari negara terjangkit kalian harus menjalani karantina.
Untuk isolasi diri di rumah terkait virus corona artinya, tinggal di di dalam rumah dan menghindari kontak dengan orang lain. Dengan kata lain, tinggal di rumah, tidak pergi kerja, sekolah, atau ke tempat-tempat umum lainnya. Tujuannya jelas, untuk mencegah penularan COVID-19 pada orang lain.
2. Pahami Juga Kapan Harus Melakukan Isolasi Mandiri
Banyak orang yang bingung kapan mereka harus menjalani self isolation. Isolasi diri direkomendasikan untuk siapa pun yang terinfeksi virus corona atau memiliki riwayat perjalanan ke negeri yang terjangkit corona.
Kalian harus menjalani isolasi diri jika memiliki gejala COVID-19, sebelum dites untuk mendeteksi COVID-19, ketika menunggu hasil tes atau jika memiliki hasil tes positif untuk COVID-19. Sehingga alur yang harus dilakukan jika muncul gejala adalah, melakukan isolasi sendiri, serta mengontak layanan kesehatan.
3. Berikut Apa Saja Prosedur Isolasi Mandiri
Dalam melakukan isolasi, ruangan harus terpisah dengan anggota keluarga lainnya. Atur jarak dengan orang lain minimal 1 meter. Selalu menggunakan masker, dan menerapkan etika batuk, bersin, menggunakan tisu, dan seheta dibuang ke tempat sampah tertutup, serta cuci tangan.
Selama isolasi, perlu dihindari pemakaian barang pribadi bersama-sama, seperti alat makan, alat mandi atau sprei. Tak lupa mencuci alat makan dengan air sabun. Seluruh peralatan bekas pakai pasien, seperti tisu, sarung tangan, dan pakaian, harus dimasukkan ke dalam wadah linen khusus dan terpisah.
Pakaian harus dicuci dengan mesin cuci bersuhu 60 hingga 90 derajat Celsius menggunakan deterjen pada umumnya. Dilakukan pula pembersihan dan disinfektan secara rutin pada area yang tersentuh.
Selama berada di rumah, pastikan agar tetap berkomunikasi dengan pihak lain. Jika harus keluar rumah, pastikan menggunakan masker, hindari menumpang transportasi umum, dan hindari tempat ramai. Ventilasi dan jendela harus dibuka untuk memastikan sirkulasi udara lancar.
4. Berapa Lama Durasi Isolasi Diri? Berikut Penjelasannya!
Jika positif COVID-19, lamanya durasi self isolation tergantung rekomendasi petugas kesehatan (sampai dinyatakan negatif COVID-19).
5. Selain Self Isolation Perlu Dilakukan Juga Self Monitoring
Selain Self-Isolation, perlu dilakukan Self-Monitoring bagi seseorang yang terpapar dengan kasus COVID-19 positif atau memiliki riwayat perjalanan ke negara yang terjangkit. Durasi self monitoring sendiri adalah 14 hari dari kontak atau paparan terakhir.
Jika saat self monitoring itu muncul gejala, langsung lakukan self isolation. Bergegaslah untuk mengontak atau menelepon layanan kesehatan terdekat.
6. Manfaatkan Self Isolation Untuk Tingkatkan Sistem Imun
Virus corona dan virus lainnya punya satu kesamaan. Virus bersifat self limiting disease, alias bisa mati dengan sendirinya. Obat-obatan hanya ditujukan untuk mengatasi gejala yang timbul. Singkatnya, jika daya tahan tubuh baik, maka tubuh melawan virus tersebut.
Nah kegiatan self isolation atau self monitoring juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan sistem imun. Saat isolasi mandiri, istirahatlah yang cukup. Orang dewasa umumnya membutuhkan waktu tidur 7–8 jam dan remaja sekitar 9–10 jam.
Perbanyak makan sayur dan buah karena kandungan vitamin dan mineral sayur dan buah memperkuat sistem imun tubuh. Hindari Stres, sebab stres yang tidak terkendali dan berkepanjangan bisa meningkatkan hormon kortisol. Dalam jangka panjang, hormon kortisol ini bisa menurunkan kekebalan sistem imun.
Hindari rokok dan alkohol juga karena paparan asap rokok dan alkohol secara berlebih dapat merusak sistem imun. Hal yang perlu ditegaskan, self isolation ini hanya direkomendasikan untuk gejala awal corona seperti sakit tenggorokan ringan. Andaikan gejala tidak membaik, bahkan semakin berkembang, segeralah temui dokter atau petugas kesehatan untuk penanganan yang tepat.
Intip juga beberapa hal yang perlu kalian ketahui tentang virus corona dalam artikel berikut. Selain itu intip juga yuk beberapa jenis makanan yang ampuh banget tingkatkan sistem imun kalian di sini.
