Kapolda Sultra Akhirnya Minta Maaf Soal Blunder 49 TKA Tiongkok yang Masuk Kendari
Nasional

Pernyataan Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Merdisyam terkait puluhan TKA asal Tiongkok yang masuk ke Kendari berbeda dengan pernyataan Kepala Kantor Perwakilan Kemenkumham Sultra, Sofyan.

WowKeren - Video viral puluhan tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok yang masuk ke Bandara Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), berbuntut panjang. Kapolda Sultra Brigjen Merdisyam dituntut mundur dari jabatannya karena pernyataannya soal 49 TKA asal Tiongkok tersebut. Tagar #CopotKapoldaSultra bahkan masuk dalam jajaran trending topic Twitter Indonesia.

Sebelumnya, Merdisyam sempat menyatakan bahwa para TKA tersebut tidak datang dari Tiongkok, melainkan dari Jakarta. Namun, pernyataan Merdisyam ini berbeda dengan Kepala Kantor Perwakilan Kemenkumham Sultra, Sofyan, yang menyebut bahwa para TKA tersebut adalah TKA baru yang berangkat dari Tiongkok, transit di Thailand, sebelum akhirnya tiba di Indonesia.

Merdisyam lantas meminta maaf atas perbedaan informasi mengenai 49 TKA tersebut. "Permohonan maaf kepada rekan-rekan sekalian dari saya sebagai Kapolda Sultra," ujar Merdisyam pada Selasa (17/3) hari ini.

Menurut Merdisyam, perbedaan informasi tersebut muncul karena info awal yang didapatnya juga berbeda. Merdisyam menyebut bahwa informasi TKA dari Jakarta itu ia peroleh dari pihak bandara.


"Berdasarkan informasi awal yang kami peroleh langsung dari pihak otoritas Bandara Haluoleo dan Danlanud Haluoleo yang menyatakan bahwa benar WNA China berasal dari Jakarta dan mereka sudah dilengkapi dengan visa dan medical sertifikat atau HAC yang merupakan persyaratan masuk orang asing," tutur Merdisyam. "Informasi dari otoritas bandara hanya bisa menjelaskan terkait asal keberangkatan WNA China yang datang karena Bandara Haluoleo tidak terdapat pemeriksaan keimigrasian pada pintu kedatangan."

Lebih lanjut, Merdisyam menegaskan bahwa tidak ada unsur kebohongan dalam pernyataannya. Ia menegaskan hanya menyampaikan informasi awal dari pihak bandara.

"Kalau kemudian dalam pendalaman ternyata ditemukan jejak perjalanan mereka adalah dari China, dan bukan dari Jakarta. Nah itulah yang menjelaskan keadaan sebenarnya," lanjutnya. "Jadi tidak ada maksud atau unsur kebohongan di sini, kami menyampaikan berdasarkan informasi awal (pihak Bandara). Kemudian tujuan kami adalah meredam keresahan masyarakat dengan beredarnya video tersebut."

Selain itu, Merdisyam juga buka suara soal Polda Sultra yang menangkap dan menahan perekam video viral tersebut. Ia mengaku bahwa perekam video tersebut diamankan oleh pihak POM AU, dan kemudian baru diserahkan kepada Polda Sultra.

"Setelah diserahkan, kemudian yang bersangkutan kita periksa untuk mendapat keterangan. Kita ingin mengetahui motifnya, apa benar, karena video yang dia rekam dan viral menimbulkan keresahan," pungkas Merdisyam. "Di situ yang dipermasalahkan adalah, yang bersangkutan menyebut ada Corona datang, Corona datang, nah itulah yang menimbulkan kepanikan dan keresahan. Setelah kami periksa, lalu kami beri pembinaan, berikan juga pemahaman, yang bersangkutan kami lepaskan."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait