Keputusan untuk mencabut larangan tersebut tak lepas dari perkembangan kasus corona di Wuhan, Hubei yang dilaporkan semakin menurun selama lima hari terakhir.
- Zodiak Yanuarita
- Selasa, 24 Maret 2020 - 16:55 WIB
WowKeren - Tiongkok akan mencabut larangan perjalanan yang diberlakukan di Provinsi Hubei, termasuk kota Wuhan, yang menjadi awal mula pandemi virus corona atau COVID-19 berasal. Sebelumnya, pemerintah setempat telah menerapkan kebijakan lockdown pada provinsi tersebut pada dua bulan lalu.
Penerapan kebijakan lockdown tersebut adalah dalam rangka menekan penyebaran virus corona yang sangat pesat. Meski demikian, pemerintah hanya memperbolehkan warga yang sehat saja yang akan bepergian keluar Hubei. Dilansir Channel News Asia, Selasa (24/3), mereka bisa melakukan perjalanan keluar mulai Selasa (24/3) tengah malam waktu setempat.
Sementara itu untuk kota Wuhan sendiri, larangan tersebut baru akan dicabut pada 8 April mendatang. Sejak 23 Januari lalu, pemerintah telah menutup stasiun kereta maupun jalan tol untuk menekan persebaran virus.
Masyarakat yang hendak pergi meninggalkan Wuhan hanya akan diizinkan berdasarkan kode kesehatan. Kode kesehatan ini merujuk pada status atau kondisi kesehatan individu yang mengindikasikan izin perjalanan.
Sementara itu, kebijakan pencabutan larangan ini menyusul klaim Tiongkok yang menyebut jika wabah corona sudah bisa dikendalikan. Hingga kini, kasus virus corona yang dilaporkan merupakan kasus impor dan nihil kasus domestik baru.
Meski demikian, dilansir dari The Guardian, klaim Tiongkok tersebut bahkan dipertanyakan oleh sejumlah warga maupun kelompok analis. Mereka mencatat laporan adanya penolakan untuk menguji virus oleh beberapa rumah sakit, dan tuduhan jumlah yang dimanipulasi, dan rumor kasus yang tidak dilaporkan.
Sebelumnya, anggota Akademi Teknik China sekaligus penasihat lembaga kesehatan setempat, Li Lanjuan, menyebut jika pemerintah memang berencana untuk mencabut lockdown di Wuhan. "Jika tidak ada kasus baru virus corona selama 14 hari ke depan di Wuhan dari data terakhir, maka kami meyakini sudah saatnya kebijakan penutupan wilayah dicabut," kata dia dilansir China Daily, Selasa (24/3).
(wk/zodi)
