Covid-19 Bunuh Lebih Banyak Pria Dibanding Wanita, Ilmuwan Bongkar Alasannya
Dunia

Menurut otoritas kesehatan Italia, pasien pria yang terjangkit Covid-19 dan dirawat di rumah sakit 75 persen lebih mungkin meninggal dibanding pasien wanita yang menjalani perawatan serupa.

WowKeren - Pandemi virus corona (Covid-19) kini telah menjangkit setengah juta penduduk dunia dan tersebar di setidaknya 182 negara. Melansir situs worldometer pada Jumat (27/3) hari ini, Covid-19 telah membunuh 24.057 orang di seluruh dunia.

Sejumlah data menunjukkan bahwa tingkat kematian akibat Covid-19 lebih tinggi terjadi pada pria dibandingkan wanita. Berdasarkan riset yang diadakan oleh CNN bersama lembaga Global Health 50/50, pria 50 persen lebih mungkin meninggal dibandingkan wanita usai dinyatakan positif terjangkit Covid-19.

Melansir Guardian, tren ini pertama kali tampak di Tiongkok, dengan tingkat kematian berada di angka 2,8 persen untuk pria dan 1,7 persen pria wanita. Tren angka kematian pria lebih tinggi dari wanita ini juga tampak di Prancis, Jerman, Iran, Italia, Korea Selatan, hingga Spanyol.

Terkait alasan di balik tren ini, ilmuwan mencoba memberikan penjelasannya. Direktur Gugus Tugas COVID-19 Gedung Putih, Dr Deborah Birx, memaparkan sebuah laporan dari Italia mengenai "tren yang meresahkan" tersebut.


Menurut otoritas kesehatan Italia, pasien pria yang terjangkit Covid-19 dan dirawat di rumah sakit 75 persen lebih mungkin meninggal dibanding pasien wanita yang menjalani perawatan serupa. Salah satu faktor yang mendorong hal ini adalah kondisi kesehatan yang secara umum buruk dan kebiasaan seperti merokok dan minum minuman keras yang dapat merusak paru-paru di kalangan pria.

Selain itu, sejumlah ilmuwan juga mengungkap bahwa pengaruh hormon terhadap respons kekebalan tubuh juga kemungkinan berperan penting dalam fenomena ini. "Meski sejumlah faktor lain yang dapat memicu infeksi parah, seperti riwayat merokok dan penyakit jantung, juga berbeda pada pria dan wanita, sistem imun diketahui berfungsi dengan cara yang berbeda pada tubuh keduanya (pria dan wanita)," terang Ahli Imunologi dan Mikrobiologi dari Yayasan Penelitian Medis Oklahoma, Susan Kovats, dilansir Xinhua.

Lebih lanjut, Susan juga mengungkapkan bahwa perbedaan tingkat kemunculan dan keparahan infeksi virus pernapasan berdasarkan gender tampak jelas pada manusia dan tikus percobaan, Hal ini juga sejalan dengan perbedaan dalam hal aktivitas sel imun.

"Sel-sel imun mampu merespons hormon estrogen dan testosteron, yang mengindikasikan perbedaan kadar hormon-hormon ini pada pria dan wanita mungkin saja berperan dalam respons imun mereka yang berbeda," papar Susan. "Bukti memang menunjukkan bahwa produksi interferon didukung oleh estrogen. Dalam infeksi virus pernapasan, kapasitas yang lebih besar untuk memproduksi interferon dapat membantu meredakan penyebaran virus dan kerusakan paru-paru pada wanita."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru