Rapid Test Covid-19 Pakai Serum di Jakarta Bikin Kemungkinan Positif Lebih Tinggi, Ini Alasannya
Nasional

Sebagai informasi, alat rapid test yang menggunakan serum tersebut merupakan alat yang disumbangkan oleh Yayasan Buddha Tzu Cie Indonesia kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

WowKeren - Provinsi DKI Jakarta kini masih menjadi wilayah dengan angka kasus virus corona (Covid-19) tertinggi di Indonesia. Melansir situs covid19.go.id, total jumlah pasien Covid-19 di DKI mencapai 747 orang per Selasa (31/3) kemarin.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI sendiri hingga kini masih tetap gencar melakukan tes massal alias rapid test Covid-19. Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI, Widyastuti, rapid test di Ibu Kota dilakukan dengan menggunakan serum yang dihasilkan dari darah lipat siku alias whole blood.

Nantinya, darah dari lipatan siku yang telah diambil akan diputar dalam tabung centrifuge selama 15 menit hingga menghasilkan serum. Kemungkinan peserta rapid test Covid-19 mendapat hasil positif pun lebih tinggi lantaran hasilnya dinilai lebih akurat dibanding darah yang diteteskan langsung untuk tes.

"Proses yang kami terapkan dalam rapid test adalah pengambilan darah dari lipatan siku. Darah tersebut perlu diputar di dalam tabung centrifuge dengan menunggu selama 15 menit, sehingga menghasilkan serum," jelas Widyastuti pada Rabu (1/4) hari ini. "Kemungkinan positif terhadap penyakit pun lebih tinggi daripada darah yang diteteskan langsung."


Sebagai informasi, alat rapid test yang menggunakan serum tersebut merupakan alat yang disumbangkan oleh Yayasan Buddha Tzu Cie Indonesia. Pemprov DKI sendiri telah menerima sedikitnya 100 ribu alat rapid test di awal pengiriman.

Ini berbeda dengan alat rapid test yang dikirimkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI yang menggunakan darah kapiler sebagai dasar pengetesan. Hingga kini, total sudah ada 164 ribu alat rapid test yang diterima oleh Pemprov DKI dari berbagai pihak.

Hingga Selasa (31/3) malam, lebih dari 18 ribu warga DKI telah mengikuti rapid test Covid-19. Hasilnya, 29 orang dinyatakan positif dan 17.778 orang dinyatakan negatif. Rapid test ini dilakukan sebagai proses screening atau deteksi dini yang memprioritaskan orang-orang dengan risiko tinggi tertular virus corona.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sendiri telah menegaskan jika ratusan ribu alat rapid test tersebut tidak akan digunakan untuk melakukan tes secara massal di kawasan terbuka. Pemprov DKI, dikatakan Anies, sudah memiliki prosedur untuk hal itu.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait