Rawan Dihack, Sekolah di New York AS Mulai Larang Penggunaan Zoom
Dunia

Sejumlah sekolah di New York, Amerika Serikat (AS) mulai melarang penggunaan aplikasi video conference Zoom. Keputusan ini diambil lantaran sejumlah isu keamanan yang muncul pada aplikasi tersebut.

WowKeren - Pandemi virus corona (Covid-19) yang mewabah ke berbagai negara membuat masyarakat dunia menerapkan social distancing dan mengurangi aktivitas di luar rumah. Hal ini digunakan untuk menekan penyebaran virus mematikan tersebut.

Adanya pandemi corona juga membuat para pekerja dan siswa sekolah dirumahkan, satu-satunya cara mereka untuk terhubung satu sama lain adalah dengan online. Salah satu aplikasi yang kerap digunakan untuk WFH atau belajar dari rumah di tengah pandemi Covid-19 ini adalah Zoom.

Aplikasi tersebut kini ramai digunakan untuk menggelar virtual meeting, belajar online, atau hanya sekadar melakukan video call dengan rekan dan keluarga. Sayangnya, aplikasi video conference ini diketahui berbahaya lantaran mengirim data pengguna ke Facebook tanpa sepengetahuan yang bersangkutan.

Karena hal tersebut, sejumlah sekolah di New York, Amerika Serikat (AS) mulai melarang penggunaan aplikasi Zoom tersebut. Departemen pendidikan kota New York pada pekan ini telah memerintahkan sekolah-sekolah agar sesegera mungkin beralih dari Zoom untuk kebutuhan call conference.

"Ada banyak komponen baru dalam belajar jarak jauh, dan kami membuat keputusan real time untuk kepentingan para staf dan siswa kami," kata juru bicara departemen pendidikan kota New York Danielle Filson. Filson juga menyebutkan bahwa pihaknya tak punya kontrak sentral dengan Zoom. Sebagai gantinya, para staf dan siswa akan menggunakan platform milik Microsoft Teams yang punya kemampuan serupa namun sistem keamanannya lebih layak.

Sebagai informasi, mulai pekan ini, sejumlah lembaga federal mulai memberikan peringatan terkait keamanan dan privasi di aplikasi Zoom. Peringatan tersebut salah satunya terkait Zoombombing.


Zoombombing merupakan serangan cyber berupa gangguan dari luar yang membajak video konferensi dengan mengirim gambar-gambar porno atau ujaran kebencian disertai ancaman, sehingga menghentikan segala interaksi sosial online yang sedang dilakukan.

Serangan tersebut semakin meningkat secara signifikan selama pandemi lantaran banyak orang yang menggunakan aplikasi ini selama bekerja dan belajar di rumah. Bahkan sejumlah kejadian terjadi saat kegiatan belajar secara online masih berlangsung.

Sementara itu, Pendiri dan CEO Zoom, Eric Yuan menyampaikan permintaan maafnya secara terbuka. Dikatakan Eric, dia dan timnya segera mengatasi masalah tersebut.

Untuk sementara waktu, tidak akan penambahan fitur baru pada Zoom. Eric mengatakan bahwa pihaknya akan fokus memperbaiki celah keamanan dan isu terkait privasi pengguna.

"Kami menyadari bahwa kami kurang memenuhi harapan privasi dan keamanan pengguna dan kami sendiri," terang Eric melalui blog resmi Zoom. "Berkenaan dengan hal itu, kami sangat menyesalinya."

Eric mengatakan ada lebih dari 90 ribu sekolah di 20 negara menggunakan layanannya, mengingat Zoom menawarkan platform gratis untuk sekolah untuk membantu selama masa pandemi COVID-19.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait