Perawat di AS Mogok Rawat Pasien Corona Usai Pemerintah Kurangi Suplai APD
AP
Dunia

Perawat di California, AS ternyata kini tak lagi dibekali dengan masker N95 kendati berhadapan dengan pasien positif COVID-19. Belakangan para perawat itu pun melayangkan protes keras.

WowKeren - Tenaga medis menjadi garda terdepan dalam menghadapi wabah virus Corona. Tentu selayaknya "berperang", tenaga medis juga harus dilengkapi dengan senjata dan perisai pelindung, dalam hal ini alat pelindung diri (APD).

Salah satu APD adalah berupa masker N95, masker yang khusus didesain untuk menyaring 95 persen partikel di udara sehingga potensi mikroba untuk masuk ke tubuh tenaga medis begitu kecil. Sayangnya masker N95 kini menjadi langka hingga menyebabkan suplai masker sejenis terhambat.

Bahkan otoritas Rumah Sakit Providence Saint John di Santa Monica, California, Amerika Serikat menghentikan penyediaan masker N95. Kebijakan ini pun tak pelak membuat salah seorang perawat di sana, Mike Gulick, memberikan reaksi keras.

Gulick dan 9 temannya dengan tegas merawat 19 pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut tanpa suplai masker N95. Sebab rumah sakit hanya menyediakan masker N95 untuk dokter, padahal perawat pun tak kalah berjasa dalam mengatasi wabah.

"Aku bersemangat menjadi perawat karena aku ingin merawat mereka yang dalam kondisi sangat rentan atau mereka yang tak bisa bersuara (memohon pelayanan kesehatan)," ujar Gulick, dilansir dari The Guardian, Jumat (17/4). "Tapi tentu saja tidak dalam kondisi kekurangan (APD) seperti ini."


Kini ia dan 9 perawat lain diberhentikan sementara dari pekerjaan. Mereka tetap menerima bayaran tetapi tidak boleh bekerja karena protes mereka sedang diproses oleh pihak personalia rumah sakit.

Gulick dan 9 temannya bukan satu-satunya perawat yang mendapatkan perlakuan seperti itu. Angela Gatdula merupakan salah satu perawat yang menjadi "korban" kebijakan rumah sakit, sebab ia terjangkit COVID-19 pasca bertugas tanpa dilindungi masker N95.

Gatdula sudah sempat memprotes kondisi tersebut, namun rumah sakit berkilah protokol yang ada sudah sesuai dengan anjuran Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC). CDC sendiri memang hanya menyarankan penggunaan masker bedah biasa, yang kemudian membuat Gatdula positif COVID-19.

"Ketika aku dikonfirmasi positif COVID-19, aku sangat takut," katanya. "(Beruntung aku sudah sembuh) tetapi perawat berikutnya bisa saja tidak seberuntung aku. Mereka membutuhkan perawatan intensif, mereka bisa saja meninggal karenanya."

Kelangkaan APD sendiri memang terjadi di seluruh negara kala wabah COVID-19 seperti sekarang. Bahkan beberapa waktu lalu Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pernah melayangkan edaran soal mogok kerja bila pemerintah tak menjamin ketersediaan APD.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru