Perjalanan Masih Panjang, LBM Eijkman Jakarta Akui Baru Kerjakan Tahap 1 Produksi Vaksin Corona
Nasional

Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Institute menyatakan ada 7 tahapan yang harus diselesaikan untuk memproduksi vaksin COVID-19, dan saat ini mereka masih berkutat di tahap pertama.

WowKeren - Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Institute menjadi salah satu yang didapuk mengembangkan vaksin penangkal virus Corona. Dan hampir 4 bulan sejak pertama kali wabah merebak, ternyata Eijkman masih mengerjakan tahap satu produksi vaksin.

"Cela" ini dibuka sendiri oleh Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental LBM Eijkman Institute, Herawati Sudoyo. Menurutnya saat ini Eijkman masih di tahap awal proses produksi vaksin.

"Tahap satu sekarang," ujar Herawati, seperti dilansir dari CNN Indonesia, Rabu (29/4). Namun yang patut dicatat, total ada 7 tahapan yang harus diselesaikan sebelum vaksin bisa diproduksi massal dan digunakan masyarakat luas.

Menurut Herawati, Eijkman bertanggung jawab dalam mengerjakan dua tahapan awal dalam produksi vaksin Corona. Tahap yang dimaksud adalah melakukan analisis genetik dari virus SARS-CoV-2 sebagai penyebab penyakit COVID-19.

"Kita dasar dari pengembangannya itu vaksin yang berbasis protein rekombinan, jadi (dikombinasi dari) protein subunit dari virus itu," ungkapnya. "Karena itu kita harus kerjakan itu dulu."


Lantas bagaimana penyelesaian tahapan-tahapan selanjutnya? Disampaikan oleh Herawati, tahap produksi berikutnya dikerjakan oleh perguruan tinggi negeri atau lembaga lain. Baru tahap terakhir akan diselesaikan oleh PT Bio Farma (Persero).

Lebih lanjut, Herawati pun mengungkap alasan mengapa penyelesaian tahap awal produksi vaksin begitu lambat. Rupanya hal ini berkaitan dengan masalah pendanaan riset yang harus dipenuhi sendiri oleh Eijkman selaku lembaga peneliti.

"Kita dalam plan tahap pertama itu dua bulan, cuma semua tergantung. Kami lakukan dulu semuanya, tapi untuk yang lain kita perlu pendanaan," beber Herawati. "Jadi kita sekarang sedang cari dananya."

Produksi vaksin dalam negeri ini sendiri sempat didorong oleh DPR RI. Sepertinya anggota Komisi Kesehatan DPR, Saleh Daulay meminta agar vaksin COVID-19 diproduksi secara mandiri di dalam negeri agar lebih spesifik sesuai dengan kondisi Indonesia.

"Selain demi ketahanan nasional, sampel virus yang diteliti juga akan lebih tepat dan cocok dengan iklim tropis Indonesia," tutur Saleh, Selasa (28/4). "Jika memakai vaksin dari negara lain, belum tentu cocok dengan kondisi alam Indonesia."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru