Makin Masif, 34 Karyawan Sampoerna Positif COVID-19 Usai Jalani Tes PCR
Nasional

Meninggalnya 2 karyawan Sampoerna Surabaya akibat COVID-19 membuat semua pihak bergerak cepat melakukan pemeriksaan. Kekinian terungkap puluhan karyawannya positif COVID-19.

WowKeren - Perkembangan kasus COVID-19 diantara karyawan PT HM Sampoerna, Surabaya makin menyita perhatian publik. Apalagi kekinian tercatat ada tambahan 34 kasus baru dari klaster yang terungkap pasca 2 karyawannya meninggal akibat COVID-19 tersebut.

Dilansir dari Detik News, sebanyak 34 dari 46 karyawan yang menjalani tes swab tenggorokan dikonfirmasi positif terinfeksi virus Corona. Adalah RSU dr Soetomo Surabaya yang bertanggung jawab melakukan pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction alias PCR kepada 46 sampel tersbeut.

Informasi ini pun dibenarkan oleh Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Jawa Timur, dr Joni Wahyuadi. Menurut Joni, ke-46 karyawan itu sudah melakukan uji usap tenggorokan pada Kamis (30/4) kemarin.

"Karena hasilnya keluar saat ini dan ternyata sebagian besar 46 itu 34-lah yang positif (Corona)," ujar Joni di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (1/5). "Jadi ini luar biasa."

Sebelumnya pihak berwenang pun telah melakukan rapid test kepada 500 karyawan perusahaan produsen rokok tersebut. Hasilnya sebanyak 100 karyawan dinyatakan reaktif atau hasil rapid test-nya positif.


Mendapati hampir 40 persen dari total 100 spesimen terbukti positif COVID-19 lewat tes PCR mau tak mau sangat menyita perhatian Joni. Pasalnya hal ini membuktikan seberapa menularnya COVID-19 apabila masyarakat tak mengindahkan protokol kesehatan yang berlaku.

"Biasanya yang positif dari rapid test itu kan 10 persen, begitu ya. (Sedangkan ini lebih) berarti ini sangat infeksius, jenis virus yang sangat cepat menularnya," ujar Joni. "Betapa beban kita besar untuk merawat yang positif ini."

Joni lantas membandingkan pandemi virus Corona ini dengan kondisi kala dunia diguncang wabah SARS pada 2002 lalu. Kendati kedua virus penyebabnya "bersaudara", Joni menilai wabah COVID-19 jauh lebih berbahaya ketimbang SARS.

"Penyakit ini serius. RSU dr Soetomo sudah terbiasa menangani penyakit serius, (seperti) dulu SARS, tapi tidak seberat sekarang," tutur Joni. "Dengan mudah bisa dilokalisir, masyarakat diberikan awareness dan penularannya tidak secepat ini."

"Jadi ini sangat berat," imbuh Joni sekaligus memungkas pernyataannya. "Oleh karena itu PSBB harus ditaati."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel