Begini Jurus Walkot Risma Hadapi Surabaya 'Zona Hitam' Corona
Nasional

Bukan lagi red zone, Surabaya kini sudah menjadi zona merah penyebaran Corona. Walkot Tri Rismaharini pun membeberkan kiatnya mengatasi masalah tersebut.

WowKeren - Perkembangan wabah virus Corona di Kota Surabaya belakangan kerap dinilai mengkhawatirkan. Apalagi belum lama ini Surabaya sudah melampaui status merah dan menjadi zona hitam penyebaran COVID-19 karena tingginya angka pasien positif di kota tersebut.

Tentu situasi itu tak boleh dipandang remeh oleh siapapun, baik masyarakatnya maupun pemerintah yang berwenang. Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini pun sudah menyiapkan jurus jitu untuk mengupayakan agar mata rantai penyebaran COVID-19 bisa terputus.

Menurut Risma ada dua cara yang wajib diterapkan untuk mengatasi penyebaran wabah. Yakni tracing atau pelacakan dan pemetaan suatu wilayah secara masif.

"Jadi kami punya beberapa klaster yang ada di Surabaya," kata Risma, seperti dilansir dari Antara, Rabu (3/6). "Kita tracing, siapa dia, ketemu di mana, kemudian siapa saja di situ."

"Dan orang (yang berhasil kita lacak) itu kita masukkan sebagai ODR (orang dalam risiko)," imbuh Risma. Dari dasar data itulah kemudian Pemkot Surabaya bisa mendetailkan siapa saja atau keluarga yang ada di situ.


Sebagai contoh, pelacakan akan dilakukan apabila ada satu pegawai di suatu perusahaan yang dikonfirmasi terjangkit COVID-19. Seluruh anggota keluarganya kemudian akan menjadi ODR, begitu pula kerabat yang pernah berinteraksi dengan pegawai tersebut.

Dokter kemudian akan mendatangi rumah yang bersangkutan dan melakukan pemeriksaan. Apabila kondisinya berat, maka akan dimasukkan ke rumah sakit. Namun apabila gejala klinis yang dialami ringan, orang tersebut akan dibawa ke Hotel Asrama Haji untuk isolasi.

Namun Risma tak menampik bila ada beberapa orang yang menolak ketika akan dievakuasi ke pusat kesehatan dengan dalih tidak positif. Pemkot pun mengizinkan mereka untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.

"Nah ketika melakukan isolasi mandiri di rumah itu, kami memberikan makan supaya mereka tidak keluar (rumah). Setiap hari kelurahan mengirim makan 3 kali sehari," terang Risma. "Siangnya kita berikan telur dan jamu. Itu mereka isolasi mandiri. Kadang-kadang ada vitamin."

Selain itu, Pemkot Surabaya juga terus meningkatkan kapasitas tes Corona, baik rapid test massal maupun swab dengan metode PCR. Namun belum lama ini terjadi konflik antara Pemkot Surabaya dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur akibat upaya peningkatan kapasitas tes ini.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait