Norwegia Tegaskan Salmon Mereka Bukan Sumber Virus Corona di Pasar Beijing
Dunia

Menteri Perikanan dan Makanan Laut Norwegia menyatakan jika otoritas kedua negara, Norwegia dan Tiongkok, menyatakan jika salmon Norwegia tak terkait dengan klaster virus corona di pasar Xinfadi.

WowKeren - Pasar tradisional Xinfadi di Tiongkok telah menjadi klaster baru penularan virus corona (COVID-19). Media setempat melaporkan jika virus ditemukan pada talenan yang digunakan untuk kemasan salmon impor di pasar tersebut.

Salah satu negara pengimpor salmon untuk Tiongkok, Norwegia, menegaskan jika salmon mereka tidak terkait dengan klaster baru tersebut. Menteri Perikanan dan Makanan Laut Norwegia Odd Emil Ingebrigtsen menyatakan jika otoritas kedua negara, Norwegia dan Tiongkok, sepakat menyimpulkan jika salmon Norwegia bukan sumber virus corona di pasar tersebut.

"Kami dapat memastikannya," kata dia seperti dilansir Reuters, Kamis (18/6). Diketahui, Tiongkok telah menghentikan impor salmon mereka dari Eropa usai ditemukannya virus pada talenan salmon di Pasar Xinfadi, Beijing. Menyusul penemuan itu, supermarket di Beijing juga mengeluarkan salmon dari rak mereka.

Otoritas Keamanan Makanan Norwegia menyatakan bahwa belum ada bukti jika virus corona juga mampu menginfeksi ikan. Meski demikian, Tiongkok telah membatalkan pesanan salmon mereka dari Norwegia selama akhir pekan.


Sementara itu, sebuah perusahaan pemasaran yang dikelola pemerintah, The Norwegian Seafood Council, mengatakan jika pengiriman salmon ke Tiongkok tetap dilakukan. Namun pengecualian untuk Beijing. Salah seorang eksportir salmon mengatakan jika ada beberapa yang dikirim ke Tiongkok meskipun ada sebagian besar yang masih ditahan.

Sebelumnya, Tiongkok telah mengambil langkah untuk segera melakukan tes massal ke 10 ribu pedagang untuk melacak asal-usul virus tersebut. Sebab, Norwegia bukan satu-satunya negara pengekspor salmon ke Tiongkok.

Dilansir dari DeutscheWelle, virus corona yang kembali menyerang Tiongkok baru-baru ini menunjukkan adanya mutasi. Hal itu diketahui dari indikasi gejala yang lebih lambat dibanding virus corona yang ditemukan di Wuhan.

Pakar virologi Jerman dari rumah sakit Charité di Berlin, Christian Drosten, menyebut jika mutasi virus akan berdampak positif. Virus yang telah bermutasi akan bisa melakukan reproduksi dengan lebih baik di dalam hidung manusia. "Virusnya tetap bisa menyerang selaput lendir di paru-paru, tapi efeknya orang hanya merasakan seperti flu biasa saja," ungkapnya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru