Jatim merupakan provinsi dengan jumlah kasus corona tertinggi nomor 2 di Indonesia setelah DKI Jakarta, dan beberapa kali menjadi penyumbang kasus corona harian tertinggi di tingkat nasional.
- Bertilia Puteri
- Senin, 22 Juni 2020 - 15:18 WIB
WowKeren - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memberikan 3 penghargaan kepada Provinsi Jawa Timur. Penghargaan tersebut diberikan atas inovasi daerah dalam penyiapan serta rencana pelaksanaan tatanan normal baru produktif dan aman COVID-19.
Namun demikian, Jatim merupakan provinsi dengan jumlah kasus corona tertinggi nomor 2 di Indonesia setelah DKI Jakarta, dan beberapa kali menjadi penyumbang kasus corona harian tertinggi di tingkat nasional. Hingga Minggu (21/6), Jatim mencatat total 9.542 kasus positif corona.
Menanggapi penghargaan yang berhasil didapatkan Jatim, Gubernur Khofifah Indar Parawansa pun buka suara. Menurut Khofifah, prestasi tersebut adalah hasil jerih payah seluruh komponen dalam menyiapkan era new normal.
"Tadi kita cocokkan. Ini kan terkait layanan COVID-19, ya. Terutama untuk persiapan new normal. Saya rasa semua disiapkan pada sisi new normal," tutur Khofifah di Kantor Kemendagri pada Senin (22/6). "Cukup banyak usulan bahwa lumbung pangan dilanjutkan, karena konsep awal sampai 21 Juli."
3 sektor penghargaan yang berhasil diraih provinsi Jatim terdiri dari sektor transportasi umum, sektor pasar modern, serta sektor pariwisata. Khofifah menjelaskan bahwa Dana Insentif Daerah (DID) yang diperoleh dari lomba tersebut akan dipersiapkan untuk penerapan new normal di Jatim.
"Soal penghargaan yang kita dapat, sesungguhnya ini inisiasi baru pada saat kita harus melakukan operasi pasar. Saya mencoba mencari format bagaimana kita tidak melaksanakan operasi pasar jelang Ramadhan, Idul Fitri, jadi kita punya gedung representatif, Jatim Expo," tutur Khofifah. "Nah, Jatim Expo ini kita koordinasi, dan di situ dimungkinkan kita bikin lumbung pangan Jatim. Ini mungkin satu-satunya di Indonesia."
Selain itu, Khofifah juga menjelaskan bahwa pihaknya menerapkan protokol kesehatan yang ketat di pasar modern. Ia pun memastikan bahwa ketersediaan bahan pokok untuk masyarakat dapat terpenuhi.
"Satu kita punya surplus beras 1,9 juta ton. Kedua kita punya surplus telur di awal pandemi yang besar sekali," pungkas Khofifah. "Kita juga punya surplus ayam potong dan kita mencoba mencari format bagaimana kita menyerap telur ayam, ayam potong, dan memudahkan masyarakat mengakses sembako yang harganya di bawah pasar."
(wk/Bert)