Gugus Tugas AS Optimis Vaksin COVID-19 Akan Tersedia Akhir 2020
Health

Dalam sebuah rapat di gedung DPR AS, Anthony Fauci selaku penasihat gugus tugas penanganan COVID-19 di AS optimis bahwa vaksin Akan tersedia di akhir 2020 atau awal 2021.

WowKeren - Penasihat gugus tugas penanganan virus corona Amerika Serikat, Anthony Fauci, optimis bahwa vaksin COVID-19 akan tersedia di akhir 2020 atau awal 2021. Hal tersebut diungkapkan dalam sebuah rapat di gedung DPR AS pada Selasa (23/6) waktu setempat.

"Kami optimistis, berdasarkan upaya bersama dan fakta bahwa kami mengambil risiko finansial, bukan risiko keselamatan, bukan risiko integritas ilmu pengetahuan, tetapi risiko finansial untuk dapat menjadi yang terdepan," kata Fauci, dilansir dari Independent.co.uk pada Kamis (25/6).

"Kami akan dapat membuat vaksin tersedia untuk publik Amerika. Diperkirakan vaksin ada pada akhir tahun kalender ini dan awal 2021," ujarnya menambahkan.

Rapat tersebut juga dihadiri oleh komisioner Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) Stephen Hahn, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Direktur Robert Redfield, dan Asisten Sekretaris untuk Kesehatan Brett Giroir.

Dalam kesempatan itu, mereka juga sekaligus mengungkapkan bahwa Presiden Donald Trump tidak pernah meminta untuk memperlambat pengujian COVID-19. "Tidak seorang pun dari kami yang pernah diperintahkan untuk memperlambat pengujian. Sebenarnya, kami justru akan melakukan lebih banyak tes," kata Fauci.

Sebelumnya, Presiden berusia 74 tahun itu mengatakan pada rapat umum politik di Oklahoma bahwa ia telah mengarahkan untuk memperlambat pengujian virus corona. Ia mengatakan, prses tersebut telah menyebabkan peningkatan jumlah kasus COVID-19 yang harus dilaporkan.


Disebutkan bahwa Trump melihat tindakan numerik sebagai tanda kemenangan atau kegagalan. Presiden dari Partai Republik itu telah berulang kali menyesalkan fakta bahwa pengujian AS yang lebih baik telah menyebabkan jumlah kasus virus teridentifikasi lebih tinggi di seluruh negeri.

Awalnya Trump menyebut bahwa peningkatan laju pengujian COVID-19 merupakan alasan di balik banyaknya kasus positif yang ditemukan. Oleh karena itu, dengan berkurangnya pengujian maka tak banyak kasus positif yang dideteksi.

"Inilah bagian yang buruk. Ketika Anda melakukan pengujian sejauh itu, Anda akan menemukan lebih banyak orang. Anda akan menemukan lebih banyak kasus," kata Trump dalam kampanye pertamanya di Tulsa, Oklahoma. Ia bahkan menganalogikan pengujian COVID-19 selayaknya pedang bermata dua.

"Jadi saya katakan, 'perlambat pengujian'," imbuhnya. "(Tapi) mereka malah menguji dan menguji."

AS memang melakukan tes corona besar-besaran di negaranya demi mencegah penularan lebih luas wabah virus corona. Kendati demikian angka pengujiannya masih tergolong yang rendah, yakni di urutan 26 dunia dengan lebih dari 86 ribu tes per 1 juta populasi. Bahkan jumlah kasus positif yang dikonfirmasi tiap harinya masih berada di kisaran puluhan ribu.

AS sejauh ini telah menguji tes corona terhadap 27 juta orang atau sekitar 8,4 persen. Berdasarkan data statistik Worldometer, hingga Rabu, AS memiliki 2,462,554 kasus virus corona dan 123.473 kematian.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa menyebut angka kematian harian AS turun selama empat hari terakhir. WHO melaporkan pada Jumat terdapat 770 kematian, kemudian turun 733 pada Sabtu dan 690 pada Minggu. Selanjutnya 558 kematian pada Senin dan 308 hari Selasa.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru