Nekat Buka Perekonomian, Pakar Sebut Pemerintah Brasil Seperti Kirim Warga ke Rumah Penjagalan
Dunia

Pemerintah Brasil perlahan-lahan kembali membuka perekonomian di negaranya meski krisis Corona masih mencekam. Pakar setempat pun menganalogikan kebijakan ini dengan 'pembunuhan massal'.

WowKeren - Brasil merupakan salah satu negara yang sangat terdampak oleh pandemi virus Corona. Dikutip dari worldometers.info pada Jumat (3/7), Brasil masih menjadi "peringkat 2 dunia" dengan 1.501.353 kasus positif COVID-19.

Namun di sisi lain, pemerintahan negara di Amerika Selatan itu memutuskan untuk tetap membuka perekonomian. Seperti misalnya restoran dan kafe di Pantai Copacabana, Rio de Janeiro, yang dikutip dari CNN mulai beraktivitas normal Kamis (2/7) kemarin meski dengan sejumlah protokol kesehatan.

"Kami semua sangat senang bisa kembali bekerja," ujar Pedro Assy, salah seorang pengusaha kuliner di kawasan tersebut. "Memang suasana pasti akan berbeda dengan berbagai protokol kesehatan yang harus kami ikuti, seperti jarak meja, atau pembatasan jumlah orang yang duduk. Tapi kami senang bisa kembali bekerja."

Perihal perekonomian dan penyelesaian wabah Corona memang tampaknya sangat bertolak belakang. Pasalnya wabah Corona bisa ditekan apabila masyarakat tidak dibiarkan berkumpul dalam jumlah besar, yang mana sulit tercapai apabila kegiatan perekonomian tetap berjalan.

"Sebulan lagi kami tutup, sepertinya aku akan benar-benar bangkrut," imbuh Assy. "Bahkan hari ini aku lebih takut kalau harus diam di rumah (tidak bekerja) daripada terkena virus Corona."


Kondisi ini membuat banyak pakar kesehatan mengelus dada khawatir. Bahkan di tengah pembatasan mobilitas yang lebih ketat saja virus masih bisa berkembang dengan cepat apalagi jika "dibuka" seperti ini.

Pemerintah setempat bersikeras sudah mengantisipasi dengan membeli lebih banyak peralatan medis. Namun Pakar Pemodelan Komputer COVID-19 Brasil, Domingos Alves, menilai langkah tersebut tidak tepat karena pengoperasiannya pun berdasarkan sumber daya manusianya (SDM) yang mana juga terbatas.

"Gubernur, wali kota, semua mengaku sudah mengantisipasi dengan membeli ventilator atau membuka rumah sakit darurat," terang Alves. "Tapi semua ada batasnya. Jumlah dokter tidak sebanyak jumlah pasien yang bisa ditampung. Semua upaya antisipasi ini semu dan semata demi 'menipu' publik."

Penanganan Corona di Brasil memang sangat sering disorot karena dianggap lemah, bahkan cenderung meremehkan. Seperti misalnya Presiden Jair Bolsonaro yang kerap mengentengkan wabah virus ini.

Oleh karena itulah, Alves dan rekan-rekan penelitinya menilai pemerintah seperti sedang mengirim warga Brasil ke rumah penjagalan dengan kebijakan seperti saat ini. "Pemerintah sepertinya sedang pasrah mengirim warga ke rumah jagal dengan 'embel-embel' perbaikan perekonomian," pungkas Alves.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru