Hampir Ambyar Gegara Utang Rp 32 T, Garuda Indonesia Diprediksi Cuma Bisa Bertahan Sampai 2024
Nasional

Wabah virus Corona membuat kondisi keuangan PT Garuda Indonesia kian buruk, bahkan menyebabkan maskapai pelat merah itu diprediksi bakal berakhir pada 2024 mendatang.

WowKeren - PT Garuda Indonesia sudah buka-bukaan soal kondisi keuangan perusahaannya yang luluh lantak dihantam wabah virus Corona. Bahkan terungkap bahwa perusahaan itu tengah terjerat utang sampai Rp 32 triliun dan diproyeksikan mengalami kerugian besar senilai USD 1,1 miliar hingga akhir tahun 2020 nanti.

Situasi itu membuat Pengamat Penerbangan dari Arista Indonesia Aviation Center (AIAC), Arista Atmadjati memprediksi Garuda Indonesia tak bisa berumur panjang. Bahkan ia menduga maskapai pelat merah itu hanya bisa bertahan sampai 2024 mendatang.

"Saya menilai kemampuan Garuda hanya mampu bertahan minimal sampai 2024 saja," ujar Arista di Jakarta, Rabu (15/7). "Walau ada dana talangan, itu memperpanjang nafas saja, setahun ini ada pandemi keuangan Garuda memang berdarah-darah."

Seperti diketahui, Garuda Indonesia sedianya mendapatkan dana talangan dari pemerintah senilai Rp 8,5 triliun. Namun anggaran itu tentu hanya bermanfaat dalam jangka pendek, sebab bunga pinjaman akan menjadi beban selanjutnya yang ditanggung maskapai tersebut.


Menurut Arista, dana talangan itu memang akan membantu Garuda. Kendati demikian, pemerintah tentu mengharapkan ada keuntungan yang bisa didapatkan dari pemberian dana talangan itu, yakni berupa bunga pinjaman. Dan harapan dari bunga pinjaman itu lah yang akan menjadi beban Garuda di kemudian hari.

Lebih lanjut, Arista menilai saat ini Kementerian BUMN sudah sedaya upaya menempuh langkah strategis untuk menyelamatkan perseroan dari tekanan keuangan. Kendati demikian tentu saja bantuan ini memiliki batas, yakni era pemerintahan Presiden Joko Widodo yang akan berakhir pada 2024 mendatang.

"Pak Erick full membantu Garuda, bahwa sampai 2024 masih aman karena di-back up full BUMN," terang Arista, seperti dilansir dari Sindo News, Kamis (16/7). "Tapi nggak tahu di tahun 2025? Kemungkinan sesuatu yang akan terjadi."

Sebelumnya Dirut Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, blak-blakan soal kondisi finansial perusahaan yang dibuat makin ambyar karena pandemi COVID-19. Proyeksi utang dan kerugiannya tak lagi bernominal kecil. Irfan sendiri mengaku saat ini menggantungkan harapan pada dana talangan dan hasil ekspor khusus.

"Secara total kami harus mengakui ada kebutuhan Rp 9,5 triliun, di mana dana pinjaman pemerintah yang kami harapkan saat ini Rp 8,5 triliun dan ada dana pinjaman melalui fasilitas ekspor khusus Rp 1 triliun. Kami sudah diskusikan sebelum PEN ini keluar," jelas Irfan.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait