AS Tuding Dua Warga Negara Tiongkok Curi Data Penelitian Vaksin COVID-19
Dunia

Kementerian Kehakiman menyatakan target peretasan kedua warga Tiongkok itu terdiri dari ratusan perusahaan, pemerintah asing, organisasi non-pemerintah, individu, hingga aktivis HAM.

WowKeren - Kementerian Kehakiman Amerika Serikat telah mendakwa dua hacker alias peretas asal Tiongkok yang disebut berusaha mencuri data penelitian vaksin virus corona (Covid-19), dan kekayaan intelektual lainnya dari ratusan perusahaan AS dan sejumlah negara lain.

Dilansir dari CNN pada Rabu (22/7), Wakil Jaksa Agung AS untuk Keamanan Nasional, John Damers, mengatakan kedua warga Tiogkok itu bernama Li Xiayou (34) dan Dong Jiazhi (33). Keduanya diyakini beroperasi di Tiongkok sehingga berada di luar jangkauan hukum AS. Bukan hanya itu saha, AS bahkan menuding dua peretas tersebut bekerja untuk pemerintah Tiongkok.

"Para peretas bertindak dalam beberapa kasus untuk keuntungan pribadi mereka dan dalam kasus lain untuk kepentingan Kementerian Keamanan Negara Tiongkok," kata Demers dalam jumpa pers pada Selasa (21/7) waktu setempat.

Kementerian Kehakiman menyatakan target peretasan kedua warga Tiongkok itu terdiri dari ratusan perusahaan, pemerintah asing, organisasi non-pemerintah, individu, hingga aktivis HAM di AS dan luar negeri termasuk Hong Kong dan Tiongkok.


Sedangkan menurut Jaksa AS William Hyslop, kedua peretas itu juga menargetkan berbagai perusahaan di seluruh dunia. Ia menuturkan Li dan Dong telah meretas sistem komputer dari banyak perusahaan, individu, dan agensi di AS dan seluruh dunia. Informasi hasil peretasan itu berupa sejumlah rahasia, teknologi, data, hingga informasi pribadi yang sensitif dan kemudian dijual.

Sementara Wakil Direktur FBI David Bowdich menuturkan kejahatan dunia maya yang diarahkan badan intelijen Tiongkok tak hanya mengancam AS, tapi juga negara lain yang mendukung persaingan adil, norma internasional, dan aturan hukum.

Di sisi lain, tudingan pencurian penelitian vaksin corona ini muncul beberapa hari setelah AS menuduh hal serupa dilakukan oleh Rusia. Sebelumnya, AS, Kanada, dan Inggris menuduh Rusia berupaya meretas sejumlah laboratorium mereka untuk mencuri penelitian vaksin corona.

Sebagai informasi tambahan, ini bukanlah pertama kalinya AS menuduhkan hal demikian pada Tiongkok. Bulan Mei lalu, AS juga menuding Tiongkok mencoba mencuri riset tentang pengembangan vaksin virus corona milik mereka.

Kala itu, dalam laporan tersebut FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri berencana mengeluarkan peringatan terkait peretasan yang dilakukan Tiongkok di tengah upaya pengembangan vakin virus corona. Disebutkan bahwa Tiongkok mengerahkan peretas yang menyasar informasi dan kekayaan intelektual terkait perawatan dan pengujian virus corona.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru