Ratu Elizabeth Turut Sampaikan Belasungkawa Atas Insiden Ledakan di Lebanon
Dunia

Sang Ratu menyampaikan ucapan belasungkawa kepada Presiden Lebanon, Michael Aoun. Inggris juga dikabarkan akan memberikan bantuan teknis dan finansial pada Lebanon.

WowKeren - Insiden ledakan yang terjadi di Beirut, Lebanon, pada Selasa (4/8) malam waktu setempat membuat banyak pihak turut berdukacita. Tak terkecuali pemimpin monarki Inggris, Ratu Elizabeth II.

Sang Ratu dikabarkan menyampaikan ucapan belasungkawa kepada Presiden Lebanon, Michael Aoun, atas insiden yang memakan ratusan korban jiwa dan ribuan korban luka tersebut. "Saya dan Pangeran Philip sangat berduka atas berita tersebut," tulis pesan Ratu Elizabeth yang dirilis melalui pernyataan Kerajaan Buckingham.

"Doa kami panjatkan untuk keluarga dan kerabat mereka yang terluka atau kehilangan nyawa, dan semua yang rumah maupun mata pencahariannya terdampak," imbuh pesan sang Ratu, sebagaimana dilansir dari Reuters.

Selain ucapan belasungkawa, Inggris juga dikabarkan sedang membahas bantuan teknis dan finansial apa yang dapat ditawarkan kepada Lebanon. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan Junior Inggris, Nick Gibb.


Di sisi lain, ledakan besar yang terjadi di kawasan pelabuhan Beirut itu menewaskan setidaknya 135 orang dan melukai ribuan warga yang berada di sekitar lokasi kejadian. Presiden Michael Aoun mengatakan ledakan itu berasal dari sebuah gudang dekat pelabuhan Beirut yang menyimpan 2.750 ton amonium nitrat.

Ribuan ton amonium nitrat itu disebut tersimpan secara tidak aman selama kurang lebih enam tahun. Dalam pernyataan resminya, Aoun pun bersumpah akan menjatuhkan "sanksi terberat" terhadap pihak yang bertanggung jawab atas insiden ini. Ia juga menetapkan status darurat nasional selama dua pekan terkait insiden di Beirut.

Insiden ledakan ini juga menyebabkan Lebanon makin terperosok dalam krisis. Sebelum ledakan terjadi, negara Timur Tengah itu sebenarnya sudah mengalami krisis ekonomi akibat tingginya tingkat inflasi, ditambah dengan adanya pandemi virus corona (COVID-19). Tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan nilai tukar pound, mata uang Lebanon, semakin lemah. Tingkat inflasi tahunan Lebanon melonjak ke 89,74 persen pada Juni 2020. Ini menjadi tingkat tertinggi sejak Desember 2008.

Pada Mei, Inflasi Lebanon sebesar 56,53 persen, yang terjadi karena meningkatnya krisis ekonomi dan mata uangnya yang runtuh di tengah krisis politik. Lebanon masuk ke dalam hiperinflasi yang sulit dibendung. Bahkan mata uang pound Lebanon nilainya sudah terdegradasi hingga 80 persen dari dolar AS.

Pemerintah Lebanon yang didukung Iran telah melakukan pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF), membicarakan kesepakatan dana talangan 10 miliar dolar AS. Namun pembicaraan terhenti dan bantuan IMF urung datang. Tak ada deal antara Beirut dan IMF soal ini.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait