Asosiasi Medis Sebut AS Tak Transparan Soal Perkembangan Vaksin COVID-19
Reuters
Dunia

Keraguan publik terhadap vaksin COVID-19 AS makin meningkat karena sejumlah faktor, termasuk penyebaran informasi yang salah secara signifikan melalui saluran seperti media sosial.

WowKeren - Asosiasi Medis Amerika Serikat (American Medical Association/AMA) menyatakan kecepatan pengembangan vaksin COVID-19 dan sedikit informasi tentang proses peninjauan vaksin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyebabkan kekhawatiran.

Dilansir dari Republika, AMA mendesak FDA untuk memastikan transparansi dalam proses pengembangan vaksin dan terus memberi tahu dokter tentang rencana badan tersebut untuk meninjau calon vaksin potensial. Keraguan publik terhadap vaksin tampaknya mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya karena sejumlah faktor termasuk penyebaran informasi yang salah secara signifikan melalui saluran seperti media sosial.

Negara-negara di seluruh dunia berlomba untuk mengembangkan vaksin virus yang telah merenggut lebih dari 800 ribu nyawa dan menginfeksi 24 juta orang di seluruh dunia. Pada bulan April, pemerintah AS sendiri memulai Operation Warp Speed, program kegiatan kemitraan publik-swasta, yang diprakarsai oleh pemerintah federal Amerika Serikat, untuk memfasilitasi dan mempercepat pengembangan, pembuatan, dan distribusi vaksin COVID-19, terapi, dan diagnostik.

Operasi tersebut telah menginvestasikan miliaran dolar untuk mengamankan dosis vaksin potensial dari seluruh dunia, yang bertujuan untuk mempercepat pengembangan vaksin dan terapi untuk mengobati virus corona. Penekanan pada kecepatan telah memicu kecemasan publik tentang keamanan dan efektivitas vaksin ini.


Awal bulan ini, FDA menuai sorotan setelah menyetujui terapi plasma darah tepat setelah Presiden AS Donald Trump mengajurkannya. Banyak yang menduga bahwa FDA mendapatkan tekanan dari Gedung Putih untuk menyetujui terapi plasma darah. Akan tetapi, kepala FDA membantah hal tersebut.

Kepala FDA, Dr. Stephen Hahn, membela organisasinya dengan mengatakan dia membuat keputusan "hanya berdasarkan data". Dia menyangkal mendapat tekanan dari Gedung Putih untuk membolehkan penggunaan darurat terapi plasma darah dari pasien COVID-19 yang sembuh. "Saya bersumpah sebagai dokter sejak 35 tahun lalu. saya mematuhinya setiap hari," ujar Hahn.

"Saya tidak pernah diminta untuk membuat keputusan apapun di FDA berdasarkan politik. Keputusan yang dibuat oleh para ilmuwan di FDA dilakukan hanya berdasarkan data," lanjutnya.

Hahn menegaskan bahwa ia menyetujui penggunaan plasma darah untuk pasien virus corona berdasarkan data penelitian, sekaligus membantah mendapat tekanan dari Presiden AS, Donald Trump. Hahn menyatakan keputusan itu diambil karena berdasarkan hasil data penelitian menunjukkan metode itu dinilai berdampak positif bagi pasien.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru