Kasus COVID-19 di India Tembus 6 Juta Jiwa, Naik Drastis Hanya Dalam Waktu Dua Bulan
Dunia

Sejak kasus infeksi COVID-19 pertama di India diumumkan pada 30 Januari, enam bulan kemudian jumlah kasus mencapai 1 juta orang, dan melonjak menjadi 6 juta dalam dua bulan.

WowKeren - Kasus infeksi virus corona (COVID-19) di India hingga kini dilaporkan sudah melewati 6 juta pasien. Tercatat ada 6.074.702 kasus positif COVID-19 di negara yang dipimpin oleh Perdana Menteri Nerendra Modi tersebut, dengan 95.542 pasien yang meninggal dan 5.016.520 orang dinyatakan sembuh.

Disebutkan bahwa jumlah penambahan kasus positif COVID-19 di India memang terus melonjak dalam beberapa bulan belakangan. Sejak kasus infeksi COVID-19 pertama di India diumumkan pada 30 Januari, enam bulan kemudian jumlah kasus mencapai 1 juta orang. Dan hanya dalam kurun waktu dua bulan, penambahan kasus positif COVID-19 di India melonjak hingga melewati 6 juta orang dari 72 juta tes virus corona.

Sebagai negara terpadat kedua di dunia dengan 1,4 miliar orang, India telah mencatat peningkatan kasus virus corona harian terbesar di dunia selama hampir sebulan. Dengan lebih dari 2 juta kasus baru dalam sebulan terakhir dan virus menyebar ke kota-kota kecil dan desa-desa di negara itu, pemerintah India terus melonggarkan pembatasan untuk mencoba dan membangunkan ekonomi yang terpuruk.

Keputusan pemerintah India melonggarkan lockdown ini lantaran jutaan orang kehilangan pekerjaan secara instan. Puluhan ribu pekerja migran yang kehilangan uang dan takut kelaparan keluar dari kota dan kembali ke desa. Migrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya tidak hanya mengosongkan ekonomi India tetapi juga menyebarkan virus ke pelosok negara itu.

"Meskipun kehidupan itu penting, mata pencaharian sama pentingnya," kata Rajesh Bhusan, pejabat tinggi kementerian Kesehatan Federal India.


Hampir 60 persen kasus aktif di India berasal dari negara bagian Andhra Pradesh, Tamil Nadu, Karnataka, Maharashtra dan Uttar Pradesh, negara bagian terpadat di India. Infeksi juga kembali ke daerah yang telah berhasil memperlambat penyebaran virus.

Lonjakan kasus baru-baru ini juga menyoroti risiko strategi India yang terlalu mengandalkan tes cepat yang menyaring antigen atau protein virus. Tes ini murah, memberikan hasil dalam hitungan menit dan memungkinkan India menguji lebih dari satu juta pasien setiap hari.

Kendati demikian, menurut pakar penyakit menular dari Christian Medical College di Vellore di India selatan, Dr. Gagandeep Kang, tes cepat juga kurang tepat dan cenderung melewatkan orang yang terinfeksi.

Sementara itu, di India sendiri pasien COVID-19 dengan gejala ringan hingga sedang akan dinyatakan sembuh jika dalam 10 hari menunjukkan tanda-tanda membaik. Akan tetapi, para pasien juga tidak diwajibkan menjalani pemeriksaan kembali sebelum benar-benar dinyatakan sembuh.

Bahkan pada beberapa kasus, pasien yang diduga mengidap COVID-19 dipulangkan setelah menjalani satu kali tes dan hasilnya negatif.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait