Ganjar Pranowo 'Korek' Anak STM yang Ikut Demo UU Ciptaker dan Temukan Fakta Mengejutkan Ini
Nasional

Gubernur Jateng itu menjenguk para demonstran UU Ciptaker yang diamankan di Mapolrestabes Semarang karena dianggap menjadi provokator aksi. Di sana ia pun mengorek informasi tak terduga seperti berikut.

WowKeren - Sejak Selasa (6/10) gelombang aksi massa besar-besaran terjadi demi menolak disahkannya UU Cipta Kerja Omnibus Law. Tak hanya elemen buruh, mahasiswa hingga siswa tingkat STM/SMK/SMA pun ikut turun beraksi.

Namun sayangnya beberapa kali aksi massa itu berakhir ricuh, bahkan sampai menjadi sorotan media internasional. Salah satu kerusuhan itu terjadi di Semarang, Jawa Tengah pada Rabu (7/10) kemarin.

Aparat kepolisian lantas mengamankan sejumlah demonstran yang diduga menjadi provokator unjuk rasa di depan Kantor DPRD Jateng. Kebanyakan mereka yang ditangkap adalah pelajar dan buruh, yang tak disangka dijenguk oleh Gubernur Ganjar Pranowo pada malam harinya.

Hadir sendirian di Mapolrestabes Semarang sekitar pukul 22.00 WIB, Ganjar pun mencoba mengorek informasi dari para pelajar yang terlibat dalam demonstrasi tersebut. Dan dari wawancara singkat itulah Ganjar kemudian mendapati informasi mengejutkan, yakni para peserta yang kebanyakan sekadar ikut-ikut beraksi.


"Bangun tidur di rumah sepi, lihat handphone status pada ramai demo terus ikut. Nggak tahu demo apa," jelas para siswa STM kepada Ganjar, dilansir dari iNews, Kamis (8/10). "Tahunya demo RUU, nggak tahu isinya apa."

Tak hanya itu, Ganjar juga mendapati adanya pelajar yang ternyata ikut demonstrasi karena kebetulan belaka. "Saya habis UTS, melipir, ndilalah saja Pak," tuturnya jujur.

Ganjar pun menyayangkan keterlibatan sejumlah besar pelajar dalam aksi. Menurutnya demonstrasi ini bisa dihindari bila mengedepankan komunikasi serta sosialisasi, apalagi karena nyatanya banyak demonstran dari kalangan SMA/SMK yang tidak tahu muatan aksi massanya.

"Ini anak-anak kita lebih baik kan diedukasi secara benar, karena SMA/SMK ini kan tanggung jawab saya, tanggung jawab provinsi," ujar Ganjar. "Sehingga kalau anak-anak itu sebenarnya kita bisa memberikan fasilitas."

"Maka saya sampaikan dari awal itu, kalau kemudian ada warga yang tak setuju coba komunikasi. Kalau kemudian masih tetap tidak bisa, ya judical review saja, kan semuanya jadi tertib," pungkasnya. "Kalau kemudian merusak dan kemudian memancing dan ada anak-anak saya, anak SMA kan kasihan."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait