Demo Omnibus Law Berujung Ricuh, BEM SI Ungkap Ada Pihak Lain yang Coba Provokasi
Twitter/Ijalkkk
Nasional

Koordinator Pusat Aliansi Badan Eksekutif Indonesia Seluruh Indonesia (BEM SI), Remy Hastian, mengungkapkan pihaknya telah sepakat untuk melancarkan aksi damai menuntut pencabutan UU Ciptaker.

WowKeren - Aksi demonstrasi untuk menolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja di DKI Jakarta pada Kamis (8/10) lalu berujung ricuh. Aksi tersebut juga berujung pada pengerusakan sejumlah fasilitas umum hingga milik Polri, seperti halte bus dan pos polisi.

Menanggapi hal tersebut, Badan Eksekutif Indonesia Seluruh Indonesia (BEM SI) pun buka suara. Menurut BEM SI, ada pihak lain di luar mahasiswa yang merusuh dalam demo UU Ciptaker dua hari yang lalu.

"Dampak kerusakan hingga pembakaran yang terjadi di berbagai fasilitas Polri dan pemerintah bukan merupakan ulah massa aksi yang masih terkoordinir," terang Koordinator Pusat Aliansi BEM SI, Remy Hastian, dalam keterangan tertulis pada Sabtu (10/10). "Melainkan ada pihak lain yang mencoba memprovokasi aksi damai yang dilakukan."

Remy menyebut kerusuhan itu dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. BEM SI sendiri disebutnya telah sepakat melancarkan aksi damai untuk menuntut pencabutan UU Ciptaker.


"Aksi yang kami lakukan terlepas dari tindakan anarkis, provokator, pembuat kerusuhan, dan tindakan- tindakan lainnya yang tidak mencerminkan intelektualitas mahasiswa Indonesia," jelas Remy. Lebih lanjut, Remy menjelaskan kronologi pergerakan massa mahasiswa dalam demo UU Ciptaker dua hari lalu.

Awalnya, BEM SI melakukan aksi iring-iringan (long march) dari kampus STIAMI, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, menuju Patung Kuda Arjuna Wijaya, sekitar Istana Merdeka. Namun adanya massa lain membuat langkah mereka tertahan di sekitar kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jl Medan Merdeka Selatan.

"Massa aksi yang sepakat untuk merangsek menuju depan Istana hanya tertahan di Kedutaan Besar Amerika Serikat," ungkap Remy. "Karena banyaknya massa aksi dari elemen lain."

Massa mendengar suara tembakan gas air mata dari aparat barisan depan sekitar pukul 15.30 WIB. Massa BEM SI lantas menarik diri dari barisan.

Remy mengungkapkan bahwa pada pukul 16.00 WIB, semakin banyak massa aksi yang perlu dievakuasi karena terkena gas air mata yang dikeluarkan oleh aparat. "Bahkan tidak sedikit dari massa aksi yang dievakuasi dalam kondisi tidak sadarkan diri," pungkas Remy.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru