Terungkap Non-Pasien Positif Juga Punya Antibodi Lawan Virus Corona, Kok Bisa?
Health

Peneliti mendapati subjek riset yang tidak punya riwayat COVID-19 pun mampu memproduksi antibodi yang bereaksi terhadap virus SARS-CoV-2. Begini dugaan peneliti soal penyebabnya.

WowKeren - Peneliti kembali menemukan fakta baru soal pandemi COVID-19. Kali ini para ilmuwan mendapati bahwa ada beberapa subjek uji yang tak ada riwayat terinfeksi COVID-19 namun berhasil mengembangkan antibodi untuk melawan virus SARS-CoV-2.

Sebagai informasi, semestinya hanya pasien dengan riwayat positif COVID-19 yang bisa menghasilkan antibodi karena tubuhnya sudah pernah melawan virus penyebab penyakit tersebut. Sehingga kemudian timbul pertanyaan, dari manakah sumber antibodi yang ditemukan di non-pasien positif itu?

Temuan mengejutkan ini dipublikasikan oleh sekelompok peneliti di Science Mag, Jumat (6/11) pekan lalu. Antibodi dari kelompok IgG ini ditemukan pada kelompok non-pasien COVID-19 dengan dominansi di anak-anak dan remaja.

"Antibodi yang reaktif terhadap glikoprotein duri SARS-CoV-2 terdeteksi dengan metode flowsitometri di sampel darah subjek tidak terinfeksi," tulis peneliti di abstrak penelitian mereka, dikutip Jumat (13/11). "Mereka didominasi antibodi kelas IgG dan menarget subunit S2."


Sebagai informasi, pada subjek uji dengan riwayat COVID-19 ditemukan beragam antibodi yang bereaksi terhadap virus Corona. Yakni antibodi dari kelas IgG, IgM, dan IgA.

"Dan hasil penelitian kami dari berbagai sampel menunjukkan keberadaan antibodi yang mengenali SARS-CoV-2 pada subjek tidak terinfeksi," terang peneliti. Namun yang menjadi pertanyaan utama, dari manakah sumber antibodi ini?

Ilmuwan pun mengaitkannya dengan tingginya frekuensi manusia untuk terinfeksi virus Corona selain penyebab COVID-19. Biasanya yang sering terinfeksi virus penyebab flu ini adalah anak-anak, menjelaskan dominansi antibodi tersebut di dalam tubuh mereka yang berujung perlindungan terhadap COVID-19.

Selain itu, penelitian lain juga menemukan keberadaan sel T, salah satu "tentara" tubuh, yang bisa merespons SARS-CoV-2. Dari sinilah kemudian peneliti meyakini asal-muasal antibodi bahkan ketika tidak ada riwayat terinfeksi virus tersebut.

"Kami masih belum tahu banyak tentang perlindungan walau banyak contoh reaktivitas silang. Epidemiologi menjelaskan reaktivitas silang dapat mencegah penyebaran atau infeksi lebih lanjut, setidaknya mengurangi gejala klinisnya," ujar penulis utama, Kevin Ng dari Institut Francis Crick di London.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait