Tembus Setengah Juta Kasus, Epidemiolog Sebut COVID-19 di RI Masih Jauh dari Puncak
pexels
Nasional

Pada Senin (23/11), Satgas Penanganan COVID-19 mencatat penambahan 4.442 kasus positif baru dengan demikian total kasus di RI sudah tembus setengah juta.

WowKeren - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mencatat penambahan 4.442 kasus positif baru pada Senin (23/11). Dengan demikian, jumlah kumulatif kasus positif COVID-19 di Tanah Air telah menembus setengah juta kasus, lebih tepatnya 502.110 kasus.

Namun rupanya, pandemi di Indonesia belum akan mulai memasuki gelombang kedua. Bahkan Pakar epidemiologi dari Griffith University, Dicky Budiman menyebut jika kasus COVID-19 di Indonesia masih jauh dari puncaknya.

Tak hanya itu, strategi penting 3T juga menurutnya masih belum memadai terutama untuk testing. Laju penularan virus corona di Indonesia, disebut Dicky masih sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan angka positivity rate Indonesia yang tidak pernah menyentuh angka di bawah 10 persen.

Besar kemungkinan, masih banyak orang di luar sana yang terinfeksi namun tidak terdeteksi. Justru yang seperti inilah yang bahaya terutama ketika ada pelonggaran.


"Berarti banyak orang yang terinfeksi namun tidak terdeteksi, namun tidak ditemukan orang-orang itu, berbahaya sekali," kata Dicky dilansir detikcom, Selasa (24/11). "Sehingga ketika ada wacana pelonggaran-pelonggaran, keramaian-keramaian iya itu akan membuat gelombang kita ini makin tinggi."

Ia khawatir jika lonjakan kasus akan terjadi lagi tahun depan akibat pengendalian yang tidak memadai. Padahal, kasus penyebaran yang belum teratasi juga bisa berdampak pada vaksinasi. "Namanya vaksinasi itu ada rumusnya untuk mencapai keberhasilannya, salah satunya adalah melandaikan kurva," tegas Dicky.

Jika merujuk pada pemodelan epidemiologi, Dicky menyebut kasus di Indonesia angkanya bisa jadi sudah tiga kali lebih banyak dari yang dilaporkan. Sehingga ia menekankan agar masyarakat tidak terpaku pada angka sebesar 500.000 kasus.

"Harus diingat bahwa angka 500 ribu itu bukan yang sesungguhnya, saya sudah bilang bahwa angkanya bisa 3 kali lipat kok," jelasnya. "3 kali lipat dari 500 ribu ini, dan itu sesuai pemodelan epidemiologi."

Menurut Dicky, untuk melandaikan kurva maka testing COVID-19 harus ditingkatkan. Minimalnya, per hari mampu mencatat 10 ribu kasus corona.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait