Kasus COVID-19 Indonesia Tembus Setengah Juta, IDI Ungkap Analisis Ini
Nasional

Wakil Ketua Umum PB IDI, Slamet Budiarto, juga menjelaskan bahwa orang yang berkerumun tetap berisiko terpapar virus corona (COVID-19) meski menggunakan masker.

WowKeren - Jumlah kumulatif kasus positif virus corona (COVID-19) di Indoensia telah menembus angka 500 ribu atau setengah juta. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) lantas menganalisis bahwa lonjakan kasus COVID-19 dipicu oleh sejumlah momen dan peristiwa, termasuk libur panjang 28 Oktober-1 November kemarin.

"Saya analisis, setiap sehabis libur panjang kemarin, apalagi sehabis demonstrasi, kemudian kerumunan-kerumunan lain termasuk pernikahan menambah kasus, sehingga tembus 500 ribuan," ungkap Wakil Ketua Umum PB IDI, Slamet Budiarto, dilansir Republika pada Selasa (24/11).

Slamet menyebutkan bahwa setiap kerumunan berpotensi menimbulkan kasis COVID-19 naik. Meski telah menggunakan masker, tutur Slamet, masyarakat yang tetap berkerumun juga bisa tertular virus lantaran masker tidak 100 persen melindungi.

Menuru Slamet, efektivitas masker bedar mencapai 80 hingga 90 persen, sedangkan masker lain hanya mencapai 50 hingga 60 persen. "Artinya masker tidak sangat efektif ketika berkerumun," tutur Slamet.


Oleh sebab itu, IDI mengimbau agar masyarakat bersabar dan sebisa mungkin berada di dalam rumah hingga vaksin tersedia. Setelah vaksin COVID- 19 tersedia, Slamet menjelaskan bahwa kebijakan keluar rumah termasuk liburan bisa dilonggarkan.

Sementara itu, pakar epidemiologi dari Griffith University, Dicky Budiman menyebut jika kasus COVID-19 di Indonesia masih jauh dari puncaknya meski sudah mencapai lebih dari setengah juta kasus. Laju penularan virus corona di Indonesia, disebut Dicky masih sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan angka positivity rate Indonesia yang tidak pernah menyentuh angka di bawah 10 persen.

Besar kemungkinan, masih banyak orang di luar sana yang terinfeksi namun tidak terdeteksi. Justru yang seperti inilah yang bahaya terutama ketika ada pelonggaran.

"Berarti banyak orang yang terinfeksi namun tidak terdeteksi, namun tidak ditemukan orang-orang itu, berbahaya sekali," kata Dicky dilansir detikcom, Selasa (24/11). "Sehingga ketika ada wacana pelonggaran-pelonggaran, keramaian- keramaian iya itu akan membuat gelombang kita ini makin tinggi."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait