Priyanka Chopra Ceritakan Perjuangan Sukses, Jadi Korban Rasisme Hingga Dipaksa Operasi Plastik
Selebriti

Priyanka Chopra diketahui baru menulis buku baru bertajuk 'Unfinished'. Buku ini mengungkapkan lebih banyak hal yang ingin dia lakukan dalam hidupnya dan memuat beberapa perjuangan Chopra untuk sukses di dunia Hollywood.

WowKeren - Priyanka Chopra diketahui baru menulis buku baru bertajuk “Unfinished”. Seperti yang tersirat dalam judulnya, buku ini mengungkapkan lebih banyak hal yang ingin dia lakukan dalam hidupnya. Buku tersebut juga memuat beberapa perjuangan Chopra untuk sukses di dunia Hollywood.

Wanita multitalenta berusia 38 tahun itu memiliki cukup cerita untuk diceritakan tentang bagaimana dia berhasil sejauh ini. Sejauh ini ada berbagai rintangan yang mengancam akan menggagalkan ambisinya di sepanjang jalan.

Priyanka pindah ke Mumbai, India untuk mengejar akting, dan orang tuanya yang mendukung tanpa syarat bergabung dengannya. Ingin mandiri, dia menyewa seorang manajer dan mulai bertemu dengan produser dan sutradara. Suatu hari pada suatu kunjungan ke kantornya bersama manajernya, ia diminta untuk berdiri dan berputar .

"Ya dia menatapku lama dan keras, menilai aku, dan kemudian menyarankan agar aku mendapatkan operasi payudara, memperbaiki rahangku, dan menambahkan sedikit bantalan di pantatku. Jika aku ingin menjadi seorang aktris,” tulisnya.

“Katanya, aku akan perlu agar proporsiku 'diperbaiki', dan dia tahu seorang dokter hebat di LA yang bisa dia rekomendasikan. Manajerku saat itu menyuarakan persetujuannya dengan penilaian itu," lanjutnya. Chopra kemudian merasa tercengang sehingga dia segera meninggalkan manajer itu.

Tak hanya mendapat paksaan untuk merubah bentuk fisik, Chopra juga kerap dihadapkan dengan pilihan sulit terhadap warna kulitnya. Ia cukup terkenal dan menerima tawaran iklan untuk krim dan produk pencerah wajah. Priyanka ingin fokus pada merawat dan merasa cantik dengan kulitnya sendiri, tetapi iklan tersebut tetap menyampaikan pesan bahwa lebih cerah bagaimanapun juga cantik dan lebih diinginkan.


"Yang bisa aku pikirkan adalah bagaimana perasaanku sebagai seorang gadis remaja menggunakan ramuan keadilan yang dibeli di toko dan buatan sendiri karena aku percaya warna kulitku membuat aku tidak menarik," tulisnya tentang penyesalannya.

"Aku memikirkan betapa pedihnya perasaan ketika aku dipanggil ‘kaali’ sebagai seorang anak. Aku sekarang mempromosikan pesan-pesan destruktif yang telah begitu menggerogoti rasa harga diriku ketika aku tumbuh dewasa, dan aku tahu satu-satunya orang yang bisa kusalahkan adalah diriku sendiri," lanjutnya.

Dia menyebut hal itu jadi salah satu kesalahan langkah terbesar dalam kariernya. Meskipun dia tidak dapat kembali dan mengubah apa pun, Chopra dalam buku itu meminta maaf kepada semua orang yang melihat pesan berbahaya yang ia serukan.

Pada bulan September 2012, versi khusus dari single debutnya "In My City" ditayangkan perdana dalam promo pregame untuk “Thursday Night Football”. Namun sayangnya, Chopra tidak dapat memikirkan cara yang lebih baik baginya untuk memperkenalkan dirinya kepada penonton Amerika.

Hal ini mengacu pada "badai surat dan tweet kebencian yang secara eksplisit rasis," kenangnya. Ia pun juga membahas soal hal-hal rasis yang Ia terima ketika memulai karir di Amerika.

"Di antara banyak, banyak contoh untuk dipilih 'Apa yang dilakukan teroris berkulit coklat yang mempromosikan permainan serba Amerika?' dan 'Kembalilah ke Timur Tengah dan kenakan burkamu'. Bertahun-tahun kemudian masih sulit untuk menulis ini, 'Kembalilah ke negaramu dan dapatkan perkosaan beramai-ramai'," tulisnya.

(wk/putr)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru