Kasus Mutasi Corona India Sudah Masuk RI, Begini Cara Cegah Lonjakan Menurut Epidemiolog UI
Unsplash/Fusion Medical Animation
Nasional

Masuknya mutasi Corona India ke Indonesia turut menjadi perhatian epidemiolog UI Pandu Riono. Untuk mengantisipasi terjadinya 'tsunami COVID-19' seperti India, Pandu berbagi cara pencegahan seperti ini.

WowKeren - Ahli epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, mengungkapkan kekhawatirannya setelah varian COVID-19 B1617 memasuki Indonesia. Pasalnya varian tersebut pertama kali ditemukan di India, negara yang saat ini mengalami "tsunami COVID-19".

Pandu khawatir jika varian tersebut menyebabkan lonjakan kasus positif COVID-19 di Indonesia jika masyarakat mengabaikan protokol kesehatan (prokes). Maka dari itu, cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan selalu menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak (3M).

"Kan dari dulu, 3M tetap harus ditingkatkan, karena kan virus ini masih sedikit jumlahnya, mungkin belum banyak. Tapi kalau sudah ini bisa membantu untuk peningkatan lonjakan kasus," kata Pandu kepada awak media, Senin (3/5).

Kemudian, Pandu meminta pemerintah menggencarkan tes dan pelacakan COVID-19 untuk mencegah penyebaran mutasi tersebut. "Testing dan pelacakan kasusnya itu benar-benar ditingkatkan," tegas Pandu.

Dia melanjutkan, "Dan juga upaya-upaya seperti membatasi kerumunan, upaya 3M itu benar-benar harus ditingkatkan kalau enggak itu penularan akan terus berlangsung, mutasi terus berlangsung sehingga akan semakin banyak, nanti suatu ketika akan terjadi lonjakan kasus yang sangat tinggi."

Menurut Pandu, masyarakat saat ini sudah mulai mengabaikan protokol kesehatan. Jika terus dibiarkan, hal ini akan memicu "tsunami COVID-19" seperti India.


"Karena 3M sekarang turun drastis, dulu di DKI itu pernah sampai di atas 70 persen orang patuh 3M dari hasil observasi. Sekarang tinggal 20 persenan. Sudah abai banget kita," paparnya.

Lebih lanjut, Pandu meminta pemerintah untuk mengkarantina orang dari luar negeri secara ketat. "Memangnya virus dari India hanya dari India. Jadi bisa dari mana aja, itu salahnya warga negara India dilarang masuk, memangnya virus itu nggak nyebar ke negara lain juga. Jadi semua pelaku perjalanan dari luar masuk karantina semua," pintanya.

Ia juga menilai perlunya pembatasan orang masuk ke RI. Karena jika pemerintah terus mengizinkan kedatangan dari luar negeri, lonjakan kasus COVID-19 akan terus terjadi, seperti yang dialami oleh negara tetangga Thailand.

"Membatasi kedatangan tetap, bukan membatasi, tetapi semua orang yang datang dari luar negeri semuanya masuk karantina, enggak ada diskriminasi, mau warga negara Indonesia, warga negara asing sama saja. Kayak B117 kan juga banyak di Thailand, di Thailand juga terjadi outbreak sekarang, terjadi peningkatan kasus," bebernya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa dua kasus COVID-19 dengan varian B1617 telah memasuki Indonesia. Dua kasus tersebut ditemukan di wilayah ibu kota DKI Jakarta.

"Kewajiban kita untuk hati-hati tadi juga sudah dilaporkan ke Presiden karena sudah ada mutasi baru yang masuk. Yaitu mutasi dari India ada dua insiden yang sudah kita lihat, dua-duanya di Jakarta dan satu insiden mutasi dari Afrika Selatan yang masuk itu ada di Bali," kata Budi dalam konferensi pers daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (3/5).

(wk/eval)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait