Masih Ramai Isu COVID-19 Bocor dari Lab, Peneliti Institut Wuhan Tegas Menolak dan Ungkap Fakta Ini
Pixabay/Gerd Altmann
Dunia

Danielle Anderson, satu-satunya peneliti asing di Institut Virologi Wuhan, membongkar sejumlah fakta soal laboratorium yang disebut-sebut menjadi penyebab pandemi COVID-19 tersebut.

WowKeren - Dugaan bahwa virus Corona bocor dari Laboratorium Institut Virologi Wuhan, Tiongkok masih ramai dibahas. Meski Tiongkok berkali-kali menepis, dugaan ini belakangan masih saja ramai dibahas serta didukung beberapa negara.

Kini peneliti institut kembali bersuara. Danielle Anderson, satu-satunya peneliti asing di Institut Virologi Wuhan mengklaim bahwa pengamanan laboratorium selayaknya fasilitas penelitian BSL-4 lainnya.

"Apa yang orang-orang katakan tidak seperti faktanya," tutur Anderson kepada Bloomberg, Minggu (27/6). "Laboratorium beroperasi selayaknya laboratorium lain dengan tingkat risiko tinggi."

Anderson menegaskan, tidak mudah menemukan pemicu pandemi, dalam hal ini diduga kuat adalah kelelawar. Bahkan pencariannya bisa memakan waktu bertahun-tahun karena virus tersebut berkembang di alam.

Karena itulah, Anderson menepis tudingan virus SARS-CoV-2 berasal dari kebocoran laboratorium. "Institut memiliki rancangan keamanan biologis tertinggi. Bahkan udara, air, dan limbah (laboratorium) harus disaring dan disterilisasi terlebih dahulu sebelum meninggalkan fasilitas," tegas Anderson.


Protokol keamanan di Institut Virologi Wuhan, terang Anderson yang bekerja di sana tahun 2019, begitu ketat sampai setiap pekerjanya harus menjalani pelatihan 45 jam penuh sebelum diizinkan bekerja mandiri. Bahkan ada ritual dua kali mandi dengan pengaturan waktu yang tepat demi mencegah adanya bahan-bahan kontaminan yang ikut keluar dari fasilitas.

Anderson juga menepis informasi soal tiga rekan penelitinya yang dirawat di rumah sakit karena mengalami gejala serupa flu pada November 2019. Bahkan ia mengklaim tidak ada rekan kerjanya di institut yang sakit sampai akhir 2019 karena Anderson pun berada di sana.

"Bila mereka memang sakit, saya juga seharusnya sakit. Tetapi nyatanya tidak," ujar Anderson. "Saya menjalani tes COVID-19 di Singapura sebelum divaksin dan saya dinyatakan tidak pernah terinfeksi."

Keyakinannya ini pun diperkuat dengan pengakuan rekan-rekan kerjanya. "Peneliti sangat suka berbagi informasi. Jadi ada yang aneh ketika orang-orang mengira terjadi sesuatu di institut (dan disembunyikan dari publik)," katanya.

Anderson juga menepis spekulasi liar soal virus Corona diciptakan di laboratorium. Selain karena protokolnya yang sangat rumit dan berlapis, ia juga menegaskan sangat sulit bagi virus buatan seperti itu bisa menginfeksi dan menyebabkan pandemi seperti saat ini.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru