Singapura Sebut Warga Harus Siap dengan Meningkatnya Kematian Saat Perekonomian Dibuka
Pixabay/Focuszaa
Dunia

Menteri kesehatan Ong Ye Kung mengatakan ketika ekonomi terbuka, warga Singapura harus 'siap secara psikologis bahwa jumlah kematian akibat COVID-19 kemungkinan juga akan naik'.

WowKeren - Singapura menjadi salah satu negara yang memiliki tingkat vaksinasi tertinggi di dunia. Dengan hanya mencatat beberapa puluh kematian akibat pandemi COVID-19, negara ini ingin membuka kembali perekonomian mereka dan meletakkan dasar untuk hidup dengan virus corona seperti halnya penyakit umum lainnya seperti influenza.

Pakar medis negara itu mengatakan jika setiap tahun warganya mungkin harus menyaksikan kematian akibat corona, yang mirip dengan flu. Paul Tambyah, presiden Masyarakat Mikrobiologi dan Infeksi Klinis Asia Pasifik mengatakan jika satu-satunya cara untuk menghilangkan kematian akibat suatu penyakit, maka yang harus dihilangkan adalah penyakitnya.

"Satu-satunya cara agar tidak ada kematian akibat penyakit di mana pun di dunia adalah menghilangkan penyakit itu sama sekali," ujarnya. "Dan itu hanya dilakukan untuk cacar."


Alex Cook, pakar pemodelan penyakit menular di National Universitas Singapura (NUS) mengakui jika gagasan tentang ratusan kematian akibat COVID-19 mungkin terdengar mengejutkan. "Meskipun gagasan tentang ratusan kematian akibat COVID-19 tampaknya mengejutkan dibandingkan dengan kematian sejauh ini dan layak dilakukan upaya pencegahan itu setara dengan influenza, yang hampir tidak dipedulikan masyarakat," sebutnya.

Sebanyak 1.000 mungkin meninggal dalam 1-2 tahun ke depan di Singapura jika vaksinasi di kalangan orang tua tidak membaik. Para ahli memperkirakan bahwa sebagian besar kematian akan berasal dari kelompok usia tertua yang tidak divaksin.

Menteri kesehatan Ong Ye Kung mengatakan ketika ekonomi terbuka, warga Singapura harus "siap secara psikologis bahwa jumlah kematian akibat COVID-19 kemungkinan juga akan naik". Ketika tingkat vaksinasi mencapai 80 persen Singapura akan melonggarkan lebih banyak pembatasan pada September mendatang.

Perkiraan awal menunjukkan jumlah kematian manula berusia 60 tahun ke atas akan mencapai sekitar 480 pada tahun 2022, kata Teo Yik Ying, dekan Saw Swee Hock School of Public Health di NUS. Negara lain yang mencetak keberhasilan sebelumnya seperti Australia, juga mengubah strategi mereka untuk bersiap menghadapi lebih banyak kematian ketika pandemi ini tetap ada.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru