Filipina Terancam Jadi Pusat COVID-19, Nakes Malah Unjuk Rasa Imbas Insentif Tak Cair
AP
Dunia

Tenaga kesehatan Filipina merasa perjuangan mereka di tengah lonjakan kasus COVID-19 tak dihargai pemerintah, terbukti dari insentif yang tidak kunjung cair sampai memicu unjuk rasa.

WowKeren - Belum lama ini Bloomberg menempatkan Asia Tenggara di peringkat bawah daftar negara dengan ketahanan terbaik terhadap pandemi COVID-19, kecuali Singapura yang berhasil berada di posisi kedelapan. Hal ini tak lepas dari ledakan kasus COVID-19, terutama yang disebabkan virus Corona varian Delta.

Dan di antara negara-negara tersebut, Filipina menjadi salah satu yang belakangan begitu disorot karena terancam menjadi pusat COVID-19 dunia. Namun di tengah ancaman tersebut, tenaga kesehatan Filipina malah menjalankan aksi protes karena insentif yang dijanjikan pemerintah tak kunjung cair. Nakes Filipina pun menilai pemerintah tidak memerhatikan kelompok mereka tak peduli seberapa berat perjuangan di garda terdepan.

Para pengunjuk rasa tampak mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap dan berkumpul di Departemen Kesehatan Filipina pada Rabu (1/9) waktu setempat. Mereka membawa papan-papan tulisan dengan tuntutan agar pemerintah segera mencairkan seluruh komponen pembayaran mereka. Nakes juga menuntut agar Menteri Kesehatan Filipina Fransisco Duque mundur dari jabatannya.


Sebagai gambaran, Filipina hingga kini telah mencatatkan 2 juta kasus COVID-19. Sebanyak hampir 500 ribu di antaranya dikonfirmasi dalam jangka waktu sebulan, yakni sepanjang Agustus 2021, dan menciptakan krisis tersendiri di kalangan nakes. Sayangnya beban kerja itu pun ditambah dengan protes mereka lantaran insentif yang dijanjikan pemerintah tak jua cair.

"Sangat menyedihkan karena banyak di antara kita yang meninggal, banyak di antara kita yang sakit, dan banyak yang sudah pensiun atau memutuskan untuk pensiun dini. Namun kita masih di sini, masih berlutut memohon agar Departemen Kesehatan memberikan insentif yang menjadi hak kita," demikian yang disampaikan Presiden Aliansi Tenaga Kesehatan Filipina, Robert Mendoza, yang juga bertindak sebagai orator aksi dari sebuah mobil pick up.

Pemerintah sendiri sudah menanggapi tuntutan nakes soal tunggakan insentif mereka. Presiden Filipina Rodrigo Duterte membela kabinetnya dan mengklaim bahwa sudah memberi tenggat waktu 10 hari mulai 21 Agustus 2021 untuk menyelesaikan semua permasalahan pembayaran hak nakes.

Namun menurut pengakuan para nakes, setidaknya masih lebih dari 100 ribu di antara mereka yang belum menerima hak tersebut. "Pemerintah menjanjikan pemberian insentif namun sampai sekarang belum ada. Saya mengasihani diri sendiri karena malah kami yang mengemis," kata perawat Nico Oba.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait