Filipina Akan Longgarkan Pembatasan COVID-19 Meski Catat Rekor Kasus Baru
EPA/EFE
Dunia

Departemen Kesehatan Filipina mengungkapkan bahwa tiga dari empat kasus COVID-19 baru yang tercatat saat ini diidentifikasi merupakan varian Delta yang lebih menular.

WowKeren - Filipina diperkirakan akan melonggarkan pembatasan COVID-19 mulai Rabu (8/9) besok untuk memungkinkan pembukaan kembali berbagai kegiatan bisnis. Padahal, Filipina telah mencatat rekor kasus COVID-19 harian dengan posivity rate hampir mencapai 30 persen.

Pada Senin (6/9) kemarin, Filipina melaporkan 22.415 kasus COVID-19 baru. Ini merupakan rekor kasus COVID-19 harian di Filipina. Selain itu, Filipina juga melaporkan 103 kasus kematian baru, sehingga jumlah kumulatifnya kini menjadi lebih dari 35 ribu kematian.

Melansir Al Jazeera, Departemen Kesehatan Filipina mengungkapkan bahwa tiga dari empat kasus COVID-19 baru yang tercatat saat ini diidentifikasi merupakan varian Delta. Hingga Senin kemarin, seluruh wilayah Metro Manila, kecuali kota Manila, diklasifikasikan sebagai tingkat tertinggi atau masuk dalam status Waspada Level 4.

"Varian Delta yang menjadi perhatian telah terdeteksi di semua wilayah di Wilayah Ibu Kota Nasional," ungkap Wakil Sekretaris Kesehatan Maria Rosario Vergeire.


Diketahui, wilayah Metro Manila menyumbang sekitar sepertiga dari ekonomi Filipina. Namun Vergerie mencatat Metri Manila terus mengalami tren peningkatan dalam kasus COVID-19 baru yang dilaporkan, meningkat sekitar 13 persen dalam beberapa hari terakhir. Lonjakan kasus terjadi meski lockdown telah diterapkan selama sebulan sejak 6 Agustus.

Pejabat setempat menilai pembatasan COVID-19 telah melukai ekonomi Filipina. Oleh sebab itu, pemerintah telah memutuskan untuk menyesuaikan pembatasan yang memungkinkan lebih banyak kegiatan bisnis dimulai kembali di wilayah ibu kota negara.

Caranya adalah dengan menerapkan "lockdown granular" yang hanya berlaku untuk lingkungan tertentu dengan kasus COVID-19 tinggi. Kebijakan ini mirip dengan PPKM Mikro yang pernah diterapkan di Indonesia.

Namun Dr Tony Leachon yang merupakan mantan penasihat tanggapan pandemi pemerintahan Rodrigo Duterte menilai lockdown granular hanya bisa berhasil apabila ada sistem pengujian, pelacakan kontak, karantina, dan vaksinasi yang efektif. Sedangkan rekam jejak pandemi pemerintah Filipina, tutur Leachon, menunjukkan mereka belum berhasil menerapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk membantu mengurangi penyebaran kasus COVID-19.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait