Erick Thohir Bakal Bubarkan 7 BUMN 'Mati Suri', Ada yang Tunggak Pesangon Ribuan Karyawan
Instagram/erickthohir
Nasional

Menteri BUMN Erick Thohir membidik perusahaan-perusahaan pelat merah yang sudah tidak beroperasi untuk dibubarkan. Erick berdalih hal ini juga demi kejelasan nasib para karyawannya.

WowKeren - Beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo resmi membubarkan tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dan kini Menteri BUMN Erick Thohir sudah kembali membidik perusahaan-perusahaan pelat merah untuk ditutup paling lambat awal 2022.

Erick membidik 7 BUMN untuk dibubarkan dengan dalih sudah lama tidak beroperasi. Pembubaran adalah langkah yang dipilih agar para karyawannya tidak terkatung-katung dengan status perusahaan yang "mati suri".

"Sekarang yang perlu ditutup itu ada tujuh yang memang sudah lama tidak beroperasi. Ini kan kasihan juga nasib para pegawainya terkatung-katung dan kita kan zalim kalau jadi pemimpin tidak beri kepastian," jelas Erick, Kamis (23/9).

Erick menegaskan, perusahaan yang sudah tidak sehat memang harus segera diambil keputusan untuk nasib ke depannya. "Kalau tidak diambil keputusan cepat, nanti akan membuat perusahaan itu makin lama makin tidak sehat," tutur Erick.


"Padahal dalam waktu yang singkat bisa kita perbaiki. Cuma karena prosesnya (lama) jadi nggak sehat. Akhirnya bukan nggak sehat saja, jadi bangkrut dan tutup," imbuhnya.

Erick pun mengaku sudah meminta dukungan dari Jokowi maupun menteri lain untuk membubarkan BUMN yang tidak sehat. "Supaya kita bisa mengantisipasi perubahan krisis model yang terjadi saat atau pasca COVID," katanya.

Ketujuh BUMN yang akan dibubarkan Erick ini termasuk maskapai penerbangan yang pernah begitu dikenal pada masanya, yakni PT Merpati Nusantara Airlines (Persero). Lalu ada PT Industri Gelas (Persero), PT Istaka Karya (Persero), PT Kertas Kraft Aceh (Persero), PT Industri Sandang Nusantara (Persero), PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (Persero), dan PT Kertas Leces (Persero).

Beberapa dari ketujuh BUMN itu memang sudah sekarat. Bahkan Merpati boleh dibilang telah mati suri dan meninggalkan tunggakan membayar pesangon Rp318 miliar dan uang pensiun kepada 1.233 karyawannya, termasuk pilot dan awak kabin.

Eks pilot pun telah melayangkan surat kepada Jokowi untuk membantu menyelesaikan pembayaran hak-hak normatif mereka, namun sampai saat ini belum ada solusi. Sedangkan sebenarnya Merpati Airlines sempat diberitakan akan mendapat suntikan modal Rp6,4 triliun dari PT Intra Asia Corpora, namun berujung buntu karena tidak adanya keputusan terkait pelepasan saham atau privatisasi.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait