Pejabat Tinggi AS Akhirnya Bertemu Pemerintah Bayangan Myanmar, Janji Dukung Pemulihan Demokrasi
Dunia

Pertemuan puncak ASEAN mulai digelar pada Selasa (26/10) hari ini, tanpa dihadiri oleh pemimpin junta. Pejabat tinggi AS menyerukan dukungan kepada masyarakat pro demokrasi di Myanmar.

WowKeren - Kudeta di Myanmar yang dilakukan oleh junta militer sejak Februari lalu hingga saat ini belum juga berakhir. Masyarakat Myanmar terus melakukan pemberontakan dan mendesak pimpinan junta Min Aung Hlaing untuk segera mundur dan mengakhiri kudeta.

Selama kudeta berlangsung, Myanmar membentuk pemerintah bayangan yang mendukung demokrasi dan menolak kepemimpinan junta militer. Seorang pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) diketahui telah mengadakan pertemuan virtual dengan dua perwakilan dari Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar (NUG).

Penasihan Keamanan Nasional Jake Sullivan bertemu dengan Duwa Lashi La dan Zin Mar Aung dari NUG. Pertemuan tersebut dilakukan secara virtual pada Senin (25/10). Hal ini disampaikan oleh pihak Gedung Putih melalui sebuah pernyataan.

Dalam pertemuan tersebut, Sullivan menekankan dan berjanji untuk memberikan dukungan kepada NUG atas gerakan pro demokrasi. "Dukungan AS yang berkelanjutan untuk gerakan pro demokrasi di Myanmar," terang Sullivan dilansir dari Al Jazeera.


"Dan membahas upaya berkelanjutan untuk memulihkan demokrasi setelah perebutan kekuasaan oleh militer," lanjut Sullivan. "Atas kekerasan brutal militer, AS akan terus mempromosikan akuntabilitas untuk kudeta."

Seperti yang diketahui, sejak kudeta berlangsung, sudah ada lebih dari seribu orang tewas. Min Aung Hlaing merebut kekuasaan dari pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi dan Partai Liga Nasional untuk demokrasi.

Sementara Aung San Suu Kyi sendiri telah ditahan junta sejak awal kudeta dan menghadapi beberapa kasus pengadilan yang dapat menempatkannya di balik jeruji besi selama bertahun-tahun. Selain itu, ribuan orang yang pro demokrasi juga telah ditangkap.

Lebih lanjut, Sullivan menegaskan bahwa AS akan terus menyerukan pembebasan Aung San Suu Kyi beserta semua orang yang telah ditahan secara tidak adil. Selain itu, ia juga mengatakan ada diskusi tentang keterlibatan regional dan internasional, dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN)yang memulai pertemuan puncaknya pada Selasa (26/10).

Sebelumnya, ASEAN telah sepakat untuk tidak mengundang pimpinan junta militer ke dalam pertemuan puncak. Menanggapi hal ini, Sulivan menyampaikan dukungannya bagi upaya ASEAN untuk menahan rezim militer pada kewajibannya.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru