Pfizer Bikin Obat COVID-19 Saingi Molnupiravir, Klaim 89% Efektif Cegah Gejala Parah dan Kematian
AP Photo/Mark Lennihan, File
Dunia

Merck & Co. sebelumnya telah mengembangkan pil pengobatan COVID-19, Molnupiravir. Kini giliran Pfizer yang mengumumkan obat COVID-19 yang mereka kembangkan, Paxlovid, yang diklaim 89% efektif.

WowKeren - Bila sebelumnya perusahaan farmasi berlomba-lomba membuat vaksin COVID-19. kini terapi penyembuhan bergerak ke pengembangan obat. Yang masih memimpin saat ini adalah Molnupiravir, obat COVID-19 yang dikembangkan oleh Merck & Co.

Namun kini Pfizer siap menyusul dengan pil yang diberi merek Paxlovid. Dan pada Jumat (5/11), Pfizer mengklaim pil perawatan antivirusnya ini menunjukkan 89 persen efektivitas dalam mencegah tingkat masuk rumah sakit dan kematian pada pasien dengan risiko tinggi. Pfizer menyebut, kombinasi Paxlovid dengan dosis rendah ritonavir selama lima hari merasakan gejala COVID-19 bisa menurunkan tingkat keparahan penyakit dan potensi kematian.

"Berita hari ini benar-benar agen perubahan," tutur CEO Pfizer, Albert Bourla, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari UPI pada Sabtu (6/11). "Untuk membantu dunia mengatasi kerusakan akibat pandemi."

"Data-data ini menunjukkan bahwa kandidat obat antivirus kami, apabila diterima oleh otoritas pengawas obat, berpotensi untuk menyelamatkan nyawa pasien," imbuh Bourla. "Mengurangi tingkat keparahan infeksi COVID-19 dan mengeliminasi 9 dari 10 kasus yang perlu perawatan di rumah sakit."


Bourla menuturkan, Pfizer saat ini sedang meminta otorisasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) agar bisa didistribusikan secara nasional. Apabila diperbolehkan, maka pil Paxlovid dari Pfizer ini adalah yang pertama beredar di pasaran.

Pfizer melibatkan sekelompok orang dewasa positif COVID-19 dengan risiko tinggi yang tidak dirawat di rumah sakit dalam uji coba pil Paxlovid. Dan hasilnya, sebanyak 6 dari 600 lebih sukarelawan yang menerima Paxlovid tetap memerlukan perawatan di rumah sakit akibat infeksi virus Corona.

Sementara untuk 612 orang di kelompok kontrol menerima plasebo (pil kosong tanpa kandungan aktif Paxlovid) dan sebanyak 41 di antaranya harus dirawat di rumah sakit akibat COVID-19. Pfizer juga menyatakan tidak ada sukarelawan penerima Paxlovid yang meninggal dunia akibat COVID-19, sedangkan dari kelompok kontrol ada 10 orang.

"Kami semua di Pfizer sangat bangga dengan ilmuwan kami, yang merancang dan mengembangkan molekul ini," ujar Chief Scientific Officer Pfizer Dr. Mikael Dolsten. "Bekerja dengan sangat mendesak untuk membantu mengurangi dampak penyakit yang menghancurkan ini pada pasien dan komunitas mereka."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait