Bukan Impor Biasa, Menko Luhut Sebut RI Siap Dapat Lisensi Produksi Obat COVID-19 Molnupiravir
AP Photo
Nasional

Menko Marives Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Indonesia tengah mengupayakan agar bisa mendapatkan lisensi produksi pil COVID-19 Molnupiravir yang dikembangkan Merck & Co.

WowKeren - Indonesia kini bukan lagi berburu vaksin, melainkan obat COVID-19 dengan merek Molnupiravir. Obat yang dikembangkan Merck & Co., tersebut diketahui menjadi incaran beberapa negara karena memperkaya metode pengobatan infeksi virus Corona.

Namun bukan hanya mengimpor obatnya, Indonesia rupanya juga berniat mendapat lisensi produksi obat tersebut. Hal ini sebagaimana disampaikan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Marives) Luhut Binsar Pandjaitan yang juga menyebut bahwa Merck & Co., berkenan memberikan lisensinya kepada Indonesia.

Menurut Luhut, keputusan ini diambil ketika pihaknya menemui manajemen beberapa perusahaan farmasi terkemuka di Amerika Serikat, seperti Pfizer, Merck & Co., dan Johnson & Johnson. "Kami mengundang mereka untuk berinvestasi di Indonesia di bidang farmasi, terutama obat dan vaksin yang dibutuhkan dalam jumlah yang besar di Indonesia," kata Luhut dalam Forum Nasional Kemandirian dan Ketahanan Industri Sediaan Farmasi di DI Yogyakarta, Senin (8/11).

"Dan itu mendapat respons yang baik dan sekarang pembicaraan kita sudah pada tahap-tahap yang berlanjut. Dan ini pun kita sudah sekarang dalam proses penjajakan sehingga kita mau industri itu ada di dalam negeri," jelas Luhut.


Menurut Luhut, hal ini demi mengantisipasi kebutuhan sektor kesehatan di Indonesia. "Jangan terjadi kemarin, seperti PCR tidak punya reagennya, tidak punya alatnya, atau sangat terbatas sehingga kita betul-betul kesulitan saat itu," tutur Luhut.

Perihal penjajakan untuk mendapat lisensi ini, menurut Luhut, tengah di-follow up oleh tim dari Kemenko Marives. Pihak Kemenko Marives juga melakukan penjajakan terhadap berbagai perusahaan farmasi untuk bisa memproduksi obat di Indonesia.

"Sampai saat ini respons dari Merck dan Pfizer sangat baik merespons usulan kita. Negosiasi dengan Merck sudah dilakukan dan mereka sangat terbuka untuk memberikan lisensi produksi molnupiravir di Indonesia," tutur Luhut.

"Dan bukan hanya molnupiravir juga kita bicara kepada macam-macam (perusahaan) obat lainnya yang bisa diproduksi di Indonesia. Dan ini semua kita jajaki," imbuh Luhut.

Luhut pun mendorong Indonesia untuk lebih aktif mengincar berbagai kesempatan seperti yang saat ini tengah dilakukan. "Jadi kalau ada keinginan yang kuat untuk melakukan ini mestinya itu bisa jalan. Selama ini menurut hemat saya kita kurang agresif untuk membuat pabrik atau industri itu dalam negeri," pungkasnya.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait