Varian Omicron Bikin Dunia Ketar-Ketir, Ilmuwan Afrika Selatan Khawatir Hadapi Gelombang Baru
AFP/Andrej Ivanonv
Dunia

Kecepatan omicron dalam menginfeksi anak muda Afrika Selatan telah mengkhawatirkan para profesional kesehatan. Varian ini dikhawatirkan bisa menghantam sistem kesehatan di sana.

WowKeren - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan varian baru COVID-19 B.1.1.529, atau kini dinamai sebagai omicron, sebagai varian yang mengkhawatirkan atau variant of concern. Varian ini pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan dan kini telah membuat dunia turut khawatir.

Para ilmuwan di negara itu tengah berjuang untuk memerangi penyebarannya ke seluruh negeri. Dalam waktu dua minggu, varian omicron telah membuat Afrika Selatan yang sebelumnya mencatat penularan rendah menjadi negara dengan pertumbuhan cepat dalam mengonfirmasi kasus baru.

Kecepatan omicron dalam menginfeksi anak muda Afrika Selatan telah mengkhawatirkan para profesional kesehatan. Rudo Mathivha, kepala unit perawatan intensif di Rumah Sakit Baragwanath Soweto mengatakan jika telah terjadi perubahan signifikan dalam profil demografis pasien.

"Orang-orang muda, berusia 20-an hingga akhir 30-an, datang dengan penyakit sedang hingga berat, beberapa membutuhkan perawatan intensif. Sekitar 65 persen tidak divaksinasi dan sebagian besar sisanya hanya setengah divaksinasi," kata Mathivha. "Saya khawatir ketika jumlahnya meningkat, fasilitas perawatan kesehatan masyarakat akan kewalahan."


Menurutnya, varian ini bisa saja menghantam sistem kesehatan seperti varian delta sebelumnya. "Skenario kasus terburuk adalah bahwa itu menghantam kita seperti delta, kita perlu menyiapkan tempat tidur perawatan kritis."

Mulanya, penyebaran hanya tampak seperti infeksi cluster di antara beberapa mahasiswa di Pretoria. Namun kemudian berkembang menjadi ratusan kasus baru hingga ribuan, pertama di ibu kota dan kemudian ke Johannesburg, kota terbesar di Afrika Selatan.

Menurut pejabat kesehatan Afrika Selatan, ilmuwan mengidentifikasi varian ini yang ditunjukkan oleh tes diagnostik kemungkinan bertanggung jawab atas sebanyak 90 persen dari kasus baru. Studi awal menunjukkan setiap orang yang terinfeksi varian ini kemungkinan besar akan menyebarkannya ke dua orang lainnya.

"Varian ini kebanyakan di provinsi Gauteng, daerah Johannesburg Afrika Selatan," kata Profesor Willem Hanekom selaku direktur Institut Penelitian Kesehatan Afrika kepada The Associated Press. "Tetapi kami mendapat petunjuk dari tes diagnostik yang menunjukkan bahwa varian ini sudah ada di seluruh Afrika Selatan."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait