AS Garap Kebijakan Luar Angkasa Baru Tanggapi Ancaman dari Negara Lain
pixabay.com/Ilustrasi/WikiImages
Dunia

Kerangka kebijakan luar angkasa yang baru ini muncul setelah uji coba anti-satelit Rusia pada 15 November lalu menghancurkan salah satu satelit Rusia sendiri.

WowKeren - Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris pada Rabu (1/12) mengumumkan kerangka kerja baru untuk kebijakan luar angkasanya. Upaya ini ditujukan untuk mengatasi ancaman yang berkembang di ruang angkasa yang ditimbulkan oleh negara lain dan juga sampah luar angkasa serta perubahan iklim.

Harris menguraikan kerangka itu di hadapan Dewan Luar Angkasa Nasional AS, yang dia pimpin, di Washington. Selama pidatonya, ia dengan jelas membidik Rusia.

Kerangka kebijakan luar angkasa yang baru ini muncul setelah uji coba anti-satelit Rusia pada 15 November menghancurkan salah satu satelit Rusia sendiri dan menciptakan awan puing-puing luar angkasa. Kondisi ini terus mengancam astronaut dan kosmonaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Menurut Harris, uji coba yang dilakukan Rusia adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab. Apa yang mereka lakukan dapat membahayakan astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional dan juga satelit milik negara lain.


Oleh sebab itu dalam kebijakan yang baru ini, AS akan menuntut tanggung jawab dari semua negara penjelajah luar angkasa. Harris juga memusatkan perhatiannya pada pendidikan sains dan teknologi dan pada upaya NASA untuk melacak dan memerangi perubahan iklim.

"Faktanya adalah dulu Amerika Serikat yang memimpin," kata Harris. "Saya mengatakan bentuk lampau, 'dulu memimpin' dunia dalam inovasi. Tapi saat ini, bangsa kita tertinggal. Saat negara lain mengembangkan tenaga kerja STEM (Science, Technology, Engineering and Math) mereka."

Menteri Transportasi Pete Buttigieg mengatakan Departemen Perhubungan, melalui Administrasi Penerbangan Federal, akan menangani keselamatan ruang angkasa dan puing-puing orbit melalui peraturan baru. Ia mengatakan AS tidak akan menciptakan puing-puing atau sampah yang tidak perlu karena dapat menghambat jalannya misi.

"Idenya, yang kami harap siap untuk diusulkan pada musim semi 2022, adalah untuk memastikan kami tidak menciptakan puing-puing yang tidak perlu yang akan menghambat operasi ruang angkasa di masa depan," ujarnya. "Dan bahwa kami memiliki sarana untuk menjaga apa yang ditempatkan di orbit."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru