Sejumlah Provinsi Catat Tren Kenaikan BOR RS Rujukan COVID-19, Termasuk Jawa Tengah
Nasional

Menurut Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, Jateng mencatat kenaikan BOR RS rujukan COVID-19 sebesar 0,36 persen selama kurun waktu tiga hari.

WowKeren - Provinsi Jawa Tengah mencatatkan peningkatan keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) rumah sakit rujukan pasien COVID-19. Hal ini membuat Jateng menjadi satu-satunya provinsi di Pulau Jawa yang mengalami peningkatan keterisian rumah sakit.

Menurut Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, Jateng mencatat kenaikan BOR RS rujukan COVID-19 sebesar 0,36 persen selama kurun waktu tiga hari. Meski demikian, Wiku memastikan bahwa BOR RS rujukan COVID-19 di tingkat nasional mengalami penurunan.

"Di Jawa Tengah terjadi peningkatan dari 2,02 persen pada tanggal 5 Desember menjadi 2,38 persen per tanggal 8 Desember," ungkap Wiku dalam konferensi pers pada Kamis (9/12).

Selain Jateng, ada lima provinsi lain yang mencatat tren peningkatan BOR RS rujukan COVID-19. Antara lain Nusa Tengara Timur (NTT), Papua, Kalimantan Tengah, Aceh, dan Gorontalo.


"Meskipun secara nasional jumlah keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) untuk keperluan isolasi pada RS rujukan menunjukkan tren penurunan, terlihat adanya kenaikan BOR isolasi di beberapa provinsi," ujar Wiku dalam konferensi pers pada Jumat (10/12). "Sehingga kita harus meningkatkan kewaspadaan."

Di sisi lain, Wiku juga mengungkapkan bahwa mobilitas penduduk di masing-masing pulau (Bali, Jawa, Kalimantan, Maluku, Nusa Tengara, Papua, Sulawesi, dan Sumatera) telah menunjukkan penurunan sejak awal November 2021. Hal ini tentunya menjadi kabar baik mengingat mobilitas masyarakat yang tinggi membuka ruang penularan COVID-19.

"Meskipun demikian, mobilitas pada pulau Maluku masih di atas mobilitas pembanding pada Februari 2020. Sementara pada pulau Nusa Tenggara, baru sedikit berada di bawah pembanding tersebut," papar Wiku.

Wiku lantas menyatakan mobilitas penduduk harus terus dikendalikan dan dilakukan dengan aman demi mencegah penularan kasus COVID-19 di periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru). Masyarakat diminta untuk melakukan mobilitas hanya ketika benar-benar diperlukan.

"Dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan menyiapkan syarat perjalanan yang diperlukan seperti testing dan vaksinasi," kata Wiku.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru