Asrama Wanita Tempat Tinggal Jisoo BLACKPINK di 'Snowdrop' Disindir Mirip Sekolah 'X-Man'
Instagram/jtbcdrama
TV

'Snowdrop' merupakan mengambil latar tahun 1987, ketika Korea Selatan diperintah oleh pemerintahan diktator. Drama ini ditayangkan di JTBC setiap Sabtu-Minggu malam.

WowKeren - Dua episode perdana "Snowdrop" telah menuai banyak pro kontra di kalangan penonton. Drama JTBC ini dinilai dianggap telah mendistorsi sejarah Korea Selatan karena memperlihatkan kisah yang berbeda dari fakta.

"Snowdrop" merupakan mengambil latar tahun 1987, ketika Korea Selatan diperintah oleh pemerintahan diktator. Drama ini mengisahkan kisah cinta antara mata-mata Korea Utara yang menyamar menjadi mahasiswa pascasarjana, Im Soo Ho (Jung Hae In) dan mahasiswi Jurusan Sastra Inggris bernama Eun Young Ro (Jisoo).

Selain mengkritik alur, netizen juga ramai menyoroti lokasi asrama wanita "Snowdrop" yang dianggap sangat berbeda dengan aslinya di tahun 1980-an. Banyak yang menyindir asrama itu lebih mirip dengan yang ada dalam film "X-Man" hingga "Harry Potter".

"Apa mereka berpikir ini Hogwarts?" tulis seorang netizen. "Tertawa ngakak karena orang-orang berkata ini adalah Sekolah Xavier ('X-Man')," sambung yang lain. "Siapa yang awalnya menyebut Sekolah Xavier? Kalian benar-benar lucu," imbuh netizen lain.


Asrama Wanita Tempat Tinggal Jisoo BLACKPINK di \'Snowdrop\' Disindir Mirip Sekolah \'X-Man\'

Source: JTBC

"Kelihatannya penulis naskah berjalan di universitas Ehwa dengan mahkota bunga di kepalanya sedangkan para murid terbunuh di luar. Aku bertaruh dia adalah tipe yang tidak peduli pada apa pun yang terjadi di sekitarnya selama dia sendiri nyaman. Apa dia tidak malu dengan naskahnya?" pungkas netizen lainnya.

Di sisi lain begitu episode perdana tayang, muncul petisi penghentian "Snowdrop" yang mengatakan, "Di episode 1, yang ditayangkan baru-baru ini, pemeran utama wanita salah memahami pemeran utama pria sebagai mata-mata dan menyelamatkannya."

"Selama gerakan pro-demokrasi, jelas ada korban, seperti aktivis, yang disiksa dan dibunuh karena menjadi mata-mata. Terlepas dari fakta sejarah ini, membuat drama dengan konten seperti itu jelas merusak nilai gerakan demokratisasi," imbuh penulis petisi.

Sementara itu, petisi penghentian drama JTBC ini bahkan sudah ditanda tangani ratusan ribu orang begitu episode perdana ditayangkan. Namun hingga berita ini diturunkan, pihak "Snowdrop" belum memberikan tanggapan.

(wk/amal)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru