PM Kamboja Persiapkan Keberangkatan ke Myanmar di Tengah Peringatan 'Perang Saudara'
AFP
Dunia

Upaya diplomatik yang dilakukan ASEAN untuk menghentikan kudeta di Myanmar tampaknya belum juga berhasil, bahkan menyebut akan ada perang saudara. Sementara itu, PM Kamboja justru akan mengunjungi Myanmar.

WowKeren - Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen saat ini diketahui tengah mempersiapkan kunjungan ke Myanmar yang hingga kini masih dilanda krisis. Perisiapan keberangkatan ini diketahui dilakukan ketika diplomat puncaknya memperingatkan bahwa negara Myanmar memiliki "semua bahan untuk perang saudara".

Seperti yang diketahui, Kamboja pada tahun 2022 ini memegang jabatan sebagai ketua bergilir Perhimbunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Melansir Al Jazeera, Hun Sen diketahui akan mengunjungi Myanmar pada Jumat (7/1) dan Sabtu (8/1) mendatang.

Sejauh ini, ASEAN diketahui telah mempelopori upaya diplomatik untuk mengatasi gejilak di Myanmar sejak junta militer negara tersebut menggulingkan pemimpin terpilih, Aung San Suu Kyi dan merebut kekuasaannya. Akan tetapi, ASEAN diketahui telah gagal membuat kemajuan substansial untuk dialog antara pihak-pihak yang berseberangan, bahkan ketika kekerasan meningkat di Myanmar.


Hingga saat ini, setidaknya ada sekitar 1.435 orang tewas dalam tindakan keras pasukan keamanan junta milter terhada aksi protes anti-kudeta. Sementara itu, pertempuran juga terus terjadi di daerah perbatasan Myanmar antara militer dan kelompok bersenjata etnis dan milisi sipil yang menentang perebutan kekuasaan.

Di sisi lain, pada Senin (3/1), Menteri Luar Negeri (Menlu) Kamboja, Prak Sokhonn yang juga ditunjuk sebagai utusan khusus ASEAN untuk Myanmar, menggambarkan prospek negara itu sebagai mengerikan. "Krisis politik dan keamanan di Myanmar semakin dalam, dan telah menyebabkan (sebuah) krisis ekonomi, kesehatan dan kemanusiaan," tutur Sokhonn, dilihat pada Rabu (5/1).

"Kami merasa bahwa semua bahan untuk perang saudara sekarang ada di atas meja," papar Sokhonn. "Sekarang ada dua pemerintahan, ada beberapa angkatan bersenjata, orang-orang sedang menjalani apa yang mereka sebut gerakan pembangkangan sipil dan (ada) perang gerilya di seluruh negeri."

Sementara saat mengisi kuliah yang diselenggarakan oleh think-tank ISEAS-Yusof Ishak Institute yang berbasis di Singapura, Sokhonn enggan memberikan tanggapan atas kritikan dari kelompok Hak Asasi yang menilai kunjungan Hun Sen akan melegitimasi kekuasaan militer. Ia menegaskan bahwa fokus Kamboja adalah untuk memperbaiki situasi di Myanmar.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait