Kondisi di Kazakhstan saat ini tampaknya semakin memanas lantaran adanya kerusuhan yang dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar. Bahkan Presiden Kazakhstan juga memberikan perintah keras.
- Tiara Yola Ade Ramadhanti
- Jumat, 07 Januari 2022 - 21:04 WIB
WowKeren - Baru-baru ini, terjadi kerusuhan di Kazakhstan yang diketahui dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar. Akibat terjadinya kerusuhan ini, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengumumkan status darurat.
Saat ini, kerusuhan itu diketahui semakin menjadi-jadi, hingga menyebabkan korban tewas berjatuhan. Petugas keamanan Kazakhstan disebut tega membunuh sejumlah besar massa demonstrasi. Tidak hanya itu, bahkan seorang polisi ditemukan dipenggal oleh massa demonstran.
Keadaan yang sudah memanas itu semakin menjadi lantaran Presiden Tokayev mengatakan bahwa ia memberikan perintah kepada pasukan keamanan dan tentara untuk "melepaskan tembakan dengan kekuatan mematikan" terhadap pengunjuk rasa yang disebut "bandit dan teroris".
Selain itu, dalam pidato tanpa kompromi pada Jumat (7/1), Tokayev juga mengatakan bahwa kekuatan mematikan tanpa peringatan akan terus digunakan terhadap demonstran yang kejam, dan juga menyalahkan "yang disebut outlet media bebas" karena membantu kerusuhan penggemar. Sementara itu, pihak berwenang mengatakan bahwa puluhan pengunjuk rasa telah tewas dalam bentrokan serta 18 orang dari polisi dan pasukan keamanan juga mengalami nasib yang sama.
Melansir The Guardian, angka korban tewas di dalam kerusuhan tersebut disebut bisa saja bertambah. Di sisi lain, menurut Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), ada lebih dari 3 ribu orang yang telah ditahan.
Protes yang dipicu oleh kenaikan mendadak harga bahan bakar yang juga dikombinasikan dengan panjang-mendidih frustasi atas situasi politik dan ekonomi di negara tersebut membuat keadaan semakin parah. Tokayev sendiri mengklaim bahwa "semua tuntutan yang dibuat dalam bentuk damai telah didengar."
"Tetapi tampaknya mengabaikan sebagian besar pengunjuk rasa sebagai penjahat, dengan mengatakan '20 ribu bandit' terlibat dalam kerusuhan di Almaty, kota terbesar Kazakhstan dan pusat kota baru-baru ini," papar Tokayev. "Di luar negeri ada seruan agar kedua belah pihak mengadakan negosiasi untuk resolusi damai. Apa kebodohan. Negosiasi macam apa yang bisa Anda lakukan dengan penjahat?.
Tokayev menilai bahwa pemerintah tidak bisa membicarakan dan melakukan negosiasi dengan para pengunjuk rasa sebab mereka dinilai sebagai 'bandit' yang bersiap dengan senjatanya untuk menyerang. "Bandit dan teroris, yang harus dihancurkan. Ini akan terjadi dalam waktu terdekat," pungkas Tokayev.
(wk/tiar)