Kekurangan Nakes, Otoritas Kesehatan AS Izinkan Tetap Bekerja Meski Terpapar COVID-19
Dunia

Akibat dari penyebaran COVID-19 varian Omicron yang sangat cepat, membuat angka kasus di AS melonjak. Atas hal ini, rumah sakit kewalahan menangani pasien COVID-19 dengan jumlah nakes yang tidak memadai.

WowKeren - Angka kasus COVID-19 yang tinggi di Amerika Serikat (AS) membuat banyak rumah sakit yang kekurangan staf tenaga kesehatan (nakes). Alhasil, Otoritas Kesehatan di seluruh AS semakin mengambil langkah "luar biasa" dengan mengizinkan perawat dan pekerja lain untuk tetap bekerja meski terpapar COVID-19.

Meski demikian, yang diizinkan tetap bekerja adalah mereka yang terpapar COVID-19 dengan gejala ringan atau tidak bergejala. Melansir AP News, langkah ini diambil lantaran terjadinya kekurangan staf rumah sakit yang parah dan beban kasus yang berat akibat penyebaran COVID-19 varian Omicron.

Seperti yang dilakukan oleh Otoritas Kesehatan California pada akhir pekan mengumumkan bahwa anggota staf rumah sakit yang dites menunjukkan positif COVID-19, tetap tidak bergejala, dapat terus bekerja. Kemudian beberapa rumah sakit di Rhode Island dan Arizona juga memberi tahu kepada stafnya bahwa mereka dapat tetap bekerja apabila tidak memiliki gejala atau bergejala ringan.

Selain itu, akibat varian Omicron yang memiliki tingkat penyebaran sangat tinggi ini telah membuat kasus baru COVID-19 di AS mengalami lonjakan rata-rata menjadi lebih dari 700 ribu per hari. Akibatnya, AS kembali mencetak rekor baru angka COVID-19 yang telah melampaui total kasus pada tahun sebelumnya.


Masih melansir AP News, jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit di RS mencapai sekitar 110 ribu. Meski demikian, angka ini lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pada Januari 2021 lalu yakni 12 ribu.

Adapun alasan di balik kekurangannya nakes di rumah sakit AS adalah dikarenakan banyak dari mereka yang memutuskan keluar akibat COVID-19. Di sisi lain, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan bahwa nakes yang tidak bergejala bisa kembali bekerja setelah tujuh hari menjalani karantina dan hasil yang negatif., namun waktu isolasi dapat dipotong apabila jika ada kekurangan staf.

Kemudian, Di California, Departemen Kesehatan Masyarakat mengatakan bahwa kebijakan baru didorong oleh "kekurangan staf yang kritis". Maka dari itu, pihaknya meminta rumah sakit untuk melakukan segala upaya agar bisa segera mengisi lowongan, termasuk dengan membawa karyawan dari agen kepegawaian luar.

Selain itu, para pekerja atau nakes yang terpapar, akan diminta mengenakan masker N95 ekstra-pelindung dan harus ditugaskan untuk merawat pasien COVID-19 lainnya.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru