Sedang Diproses di WTO, Jokowi Tenang Hadapi Gugatan Sejumlah Negara Pasca Stop Ekspor Nikel
Instagram/jokowi
Nasional

Joko Widodo memberikan respon atas gugatan sejumlah negara pada indonesia terkait penghentian ekspor nikel. Pasalnya, Jokowi mengungkap ada alasan kuat atas keputusan tersebut.

WowKeren - Presiden Joko Widodo tampak tenang menghadapi aksi sejumlah negara yang mengajukan gugatan atas penghentian ekspor nikel dan bahan mentah lain dari Indonesia. Saat ini gugatan itu pun sedang diproses oleh World Trade Organization (WTO). Jokowi berharap Indonesia dapat memenangkan gugatan tersebut.

"Awal-awal memang kita disemprot oleh negara-negara lain. Enggak apa-apa kalau disemprot. Kita diam lalu dibawa ke WTO. Enggak apa-apa kita dibawa ke WTO. Kita punya argumentasi juga," ujar Jokowi yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (17/1).

"Bahwa kita ingin membuka lapangan kerja sebesar-besarnya untuk rakyat kita. Endak tau menang atau kalah. Ini masih dalam proses di WTO. Ya kita harapkan menang," lanjutnya.

Jokowi tegas bakal tetap menjalankan kebijakan penghentian ekspor bahan mentah tterus berjalan meski Indonesia digugat ke lembaga perdagangan internasional. Sebab Indonesia ingin mengolah bahan mentah tersebut agar lebih memiliki nilai tambah yang menguntungkan negara.


"Meski dibawa ke WTO stop bauksit tetep jalan, stop tembaga nanti tetap jalan. Inilah yang namanya nilai tambah. Kita ingin kita itu nilai tambah ada di Tanah Air sehingga memberi penerimaan negara yang sangat besar berupa royalti, penerimaan negara bukan pajak dan bisa buka lapangan kerja yang sebesar-besarnya untuk rakyat kita," jelasnya.

Jokowi memberi contoh kebijakan menghentikan ekspor nikel. Tujuh tahun lalu saat kebijakan ini belum ada, Indonesia masih mengekspor nikel yang menghasilkan pendapatan sekitar 1 miliar Dolar AS atau setara dengan Rp 14-Rp 15 triliun. Tapi kemudian jumlah itu melonjak naik setelah kebijkan stop ekspor nikel dijalankan.

"Begitu kita tidak bolehkan ekspor nikel dan harus diproduksi di dalam negeri saya cek akhir tahun kemarin ekspor kita untuk besi baja, artinya besi baja ini dari nikel menghasilkan 20,8 miliar Dolar AS atau setara Rp 300 triliun,. Dari Rp 15 triliun melompat menjadi Rp 300 triliun. Dan membuka lapangan pekerjaan yang sangat banyak sekali. Padahal kita tidak hanya memiliki nikel. Kita memiliki tembaga, bauksit, timah, emas. Semuanya ada. Jangan itu dikirim dalam bentuk raw material lagi. Stop," tegasnya.

"Tahun ini akhir nanti juga akan sama. Bauksit stop. Gak ada lagi ekspor bahan mentah bauksit. Tahun depan lagi stop yang namanya ekspor bahan mentah tembaga," pungkasnya.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait