Jadi Perdebatan di Amerika, Penggunaan Masker Bisa Rusak Perkembangan Anak?
AFP/Ina Fassbender
Dunia

Penggunaan masker selama pandemi COVID-19 dikhawatirkan akan mengganggu perkembangan bahasa dan emosional anak. Hal itu kini jadi kekhawatiran bagi warga Amerika Serikat.

WowKeren - Warga Amerika mulai mengkhawatirkan dampak buruk penggunaan masker di sekolah selama Pandemi COVID-19. Dua tahun setelah pandemi, kekhawatiran seputar efek masker pada perkembangan linguistik, emosional, dan sosial anak-anak kini menjadi pusat perhatian.

Di Amerika Serikat (AS), seruan untuk mencabut mandat masker di sekolah telah berlipat ganda dalam beberapa pekan terakhir. Termasuk di kalangan komunitas ilmiah saat kasus baru COVID-19 menurun.

Studi ilmiah telah menunjukkan bahwa masker memang memengaruhi kemampuan anak-anak untuk mengenali wajah dan emosi. Seperti halnya orang dewasa, masker juga dapat mengganggu komunikasi verbal. Tetapi para ahli terbagi pada efek jangka panjang pada perkembangan anak-anak.

Ketakutan pertama menyangkut pembelajaran bahasa yang sangat penting di tahun-tahun pertama kehidupan. Anak-anak belajar berbicara melalui interaksi sosial, dan khususnya melihat mulut orang dewasa untuk membedah suku kata. Tapi tampaknya penggunaan masker yang dinilai memblokir jalan tersebut tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

"Anda memang melihat wajah ketika Anda sedang belajar berbicara. Tapi itu bukan satu-satunya cara," kata Dr Diane Paul, dari American Speech-Language-Hearing Association (ASHA) kepada AFP.


"Setidaknya saat ini, tidak ada penelitian yang secara langsung menilai dampak jangka panjang dari perkembangan bicara dan bahasa ketika anak kecil berinteraksi dengan orang dewasa yang memakai masker. Tetapi ada penelitian yang menunjukkan bahwa anak-anak dapat mendengarkan isyarat dan gerakan komunikasi yang berbeda ini ketika mulut orang dewasa tidak terlihat. Saya benar-benar tidak melihat alasan untuk khawatir," lanjutnya.

Namun di kalangan psikiater, ceritanya sedikit berbeda. Dr Manfred Spitzer, yang juga spesialis ilmu saraf kognitif di University of Ulm di Jerman lebih fokus pada sisi emosional. Spitzer menyebut bahwa hal pertama yang hilang saat memakai masker adalah melihat senyuman.

"Dalam pengaturan pendidikan, ada banyak umpan balik implisit bolak-balik antara guru dan anak. Jika Anda merusak komunikasi yang sedang berlangsung ini, Anda pasti akan mengganggu pengajaran yang berhasil," beber Spitzer.

Ketakutan juga berhubungan dengan kemampuan untuk membentuk ikatan sosial. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa topeng membuat lebih sulit untuk mengidentifikasi wajah dan emosi.

Sebuah penelitian terhadap anak-anak berusia tujuh hingga 13 tahun, yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One, menegaskan bahwa emosi (takut, sedih, marah) kurang teridentifikasi dengan baik ketika seseorang mengenakan topeng. Tapi hal itu memiliki hasil yang sama jika dibandingkan dengan memakai kacamata hitam. Jadi penelitian itu menyimpulkan bahwa topeng tidak mungkin secara dramatis mengganggu interaksi sosial anak-anak dalam kehidupan sehari-hari mereka.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru