Sukacita Umat di Filipina Rayakan Hari Rabu Abu Kala Sebagian Besar Pembatasan COVID-19 Dicabut
AFP/Jam Sta Rosa
Dunia

Sebagian besar pembatasan COVID-19 di Manila dicabut mulai Selasa (1/3) kemarin. Hal ini memungkinkan tempat ibadah, restoran, dan transportasi umum beroperasi dengan kapasitas penuh.

WowKeren - Ribuan warga Filipina berbondong-bondong ke gereja untuk merayakan Hari Rabu Abu pada hari ini (2/3). Untuk pertama kalinya sejak pandemi virus corona melanda, umat Katolik di Filipina dapat menerima abu berbentuk tanda salib di dahi mereka yang menandakan awal masa Prapaskah.

Sebagian besar pembatasan COVID-19 di Ibu Kota Filipina, Manila, telah dicabut pekan ini dan memungkinkan gereja-gereja untuk menggelar misa Hari Rabu Abu secara langsung. Pembatasan COVID-19 mulai dicabut usai Filipina mencatatkan penurunan tajam kasus COVID-19 dan peningkatan angka vaksinasi.

Para umat di Gereja Baclaran di Manila berbaris untuk menerima abu berbentuk tanda salib di dahi mereka. Berbeda dari dua tahun terakhir, kala gereja hanya menaburkan abu di rambut umat untuk menghindari kontak fisik dan mencegah penularan virus.

"Saya merasa seperti berada di surga," ungkap salah satu umat bernama Lydia Smith kepada AFP. "Saya sangat senang meskipun sangat ramai. Ini seperti sukacita gereja telah kembali.


Sebagai informasi, Filipina yang mayoritas warganya merupakan umat Katolik telah menerapkan aturan social distancing yang ketat selama pandemi. Sejak awal tahun 2020 lalu, sebagian besar umat harus mengikuti ibadah gereja secara online dan festival keagamaan besar juga dibatasi atau bahkan dibatalkan.

Namun kini masa "new normal" sudah dimulai di Manila dan 38 wilayah lainnya. Sebagian besar pembatasan telah dicabut hingga memungkinkan tempat ibadah, restoran, dan transportasi umum beroperasi dengan kapasitas penuh.

Pejabat gereja setempat telah mengizinkan pemberian abu di dahi umat. Meski demikian, penerimaan abu dengan cara menaburkannya ke rambut umat juga masih diperbolehkan.

"Salah satu tragedi Covid-19 adalah memisahkan kita," kata Pastor Victorino Cueto, rektor Gereja Baclaran. "Ketika kita meletakkan abu di dahi, itu berarti kita benar-benar menjangkau satu sama lain, dalam iman dan cinta."

Sebagai informasi, sebagian besar pembatasan COVID-19 di Manila dicabut mulai Selasa (1/3) kemarin. AFP melaporkan bahwa bisnis, lembaga pemerintah, dan transportasi umum sekali lagi akan diizinkan beroperasi dengan kapasitas penuh. Masker wajah akan tetap diwajibkan di tempat umum, tetapi tidak lagi diperlukan saat berolahraga. Relaksasi juga diperluas ke 38 wilayah lain di Filipina.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait