Ternyata Ini Alasan Hong Kong Kekeh Ogah Buka Perbatasan Sampai COVID-19 Benar-Benar Terkendali
HKFP/Candice Chau
Dunia

Carrie Lam menegaskan bahwa ketika pelonggaran dilakukan maka yang ada justru akan membuat kasus meningkat dan jika sudah begitu maka berpotensi membebani sistem rumah sakit.

WowKeren - Kebijakan ketat yang diambil Hong Kong untuk membendung wabah COVID-19 memang telah menuai sorotan. Betapa tidak, di saat negara lain mulai belajar untuk hidup berdampingan dengan virus corona, Hong Kong justru masih tetap pada pendiriannya.

Pemimpin Carrie Lam mengatakan pada Kamis (10/3) bahwa ini bukan saatnya untuk mencabut larangan penerbangan dari sembilan negara termasuk Amerika Serikat dan Inggris. Kota itu hanya akan membuka perbatasannya setelah pemerintah mengendalikan wabah virus corona yang semakin dalam.

Sebagaimana diketahui, Hong Kong telah menerapkan pembatasan yang sangat ketat untuk memerangi lonjakan kasus COVID-19 yang telah membuat kota tersebut menderita kematian paling banyak secara global per juta orang dalam seminggu hingga 7 Maret, menurut publikasi Our World in Data.

Jumlah infeksi total melonjak menjadi sekitar 600.000, termasuk sekitar 3.000 kematian yang mana sebagian besar terjadi dalam dua minggu terakhir. Pada Kamis otoritas kesehatan melaporkan 31.402 kasus baru dan 180 kematian dalam 24 jam terakhir.


Lam menegaskan bahwa ketika pelonggaran dilakukan maka yang ada justru akan membuat orang-orang bergegas dan bisa menyebabkan kasus meningkat. Jika sudah begitu maka berpotensi membebani sistem rumah sakit.

"Ini bukan waktunya untuk mencabut larangan," katanya. "Banyak orang akan bergegas kembali, akan ada kasus yang terinfeksi dan itu akan menambah banyak tekanan pada sistem rumah sakit umum kita."

Adapun pernyataan itu muncul hanya sehari setelah ia mengumumkan perubahan dalam pendekatan pemerintah untuk menangani virus corona. Pemerintah sebelumnya memfokuskan sumber dayanya untuk mengidentifikasi, merawat, dan mengisolasi semua kasus termasuk yang ringan hingga tidak bergejala.

Alhasil, itu membuat kewalahan rumah sakit dan sistem kesehatannya. Pemerintah kemudian akan memfokuskan upayanya untuk melakukan tes massal wajib bagi 7,4 juta warganya.

Diketahui, Hong Kong telah menutup perbatasannya secara efektif sejak 2020. Hanya ada sedikit penerbangan yang dapat mendarat dan sebagian besar penumpang dilarang transit.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait