Anak Bupati Langkat Ikut Siksa Para Penghuni Kerangkeng Manusia, LPSK: Korban Meninggal Dunia
Nasional

Anak Bupati Langkat ternyata juga ikut terlibat dalam penyiksaan para penghuni kerangkeng manusia di rumahnya. Bahkan seorang korban dilaporkan meninggal akibat perbuatannya.

WowKeren - Kasus temuan kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Perangin-angin hingga kini masih terus diselidiki. Sejumlah nama yang ikut terlibat dalam kasus itu pun berhasil terungkap. Salah satunya adalah anak sang bupati, Dewa Perangin-angin (DW).

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mendapati temuan baru adanya dugaan keterlibatan DW dalam penyiksaan korban kerangkeng manusia di area rumah mewah sang ayah. Wakil ketua LPSK, Edwin Partogi mengkonfirmasi bahwa DW benar merupakan anak Terbit. LPSK juga menyebut jika Dewa merupakan anggota ormas Pemuda Pancasila (PP).

"Iya (DW anak Bupati Langkat nonaktif, Terbit)," ujar Edwin mengkonfirmasi pada Rabu (16/3), melansir Cnnindonesia.com.

Edwin juga turut mengungkap bentuk-bentuk kekerasan apa saja yang dilakukan oleh DW. Kekerasan itu di antaranya mengakibatkan tiga korban mengalami jari tangan terputus dan satu korban lainnya dipukul menggunakan palu pada jari kakinya hingga terbelah.


Aksi kekerasan keji itu dilakukan di dalam kerangkeng dan di luar kerangkeng. Di antaranya di Gudang Cacing, Perkebunan Sawit, Pabrik Sawit serta kolam.

Bahkan, DW disebut menjadi salah satu pelaku kekerasan yang mengakibatkan korban meninggal dunia. "Korban meninggal dunia di dalam kerangkeng pada tahun 2021 yaitu almarhum Saryanto Ginting," ungkap Edwin.

Lebih lanjut Edwin mengungkapkan, para korban yang berada di dalam kerangkeng dieksploitasi untuk bekerja sebagai buruh pabrik dan penyedia makan ternak milik Terbit. Dia juga mengungka[ temuan adanya adanya perbedaan perlakuan antara penghuni kerangkeng dengan pekerja buruh pabrik yang lain.

"Jam kerja dari pukul 08.00 pagi sampai 17.00 dan 20.00 sampai 08.00 pagi. Pekerjaannya station process, perawatan, penyediaan pakan ternak, dan membeli sawit. Buruh pabrik yang digaji menggunakan sepatu, seragam dan helm, sementara korban hanya menggunakan celana pendek, tak beralas kaki, tak menggunakan helm dan kepalanya botak," beber Edwin.

Ia mengungkapkan bahwa DW menjabat sebagai Wakil Ketua membawahi ayahnya Terbit Rencana Perangin-angin dalam struktur kepengurusan penjara kerangkeng manusia itu. "Ketuanya adalah Terbit Rencana Perangin-angin," pungkasnya.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait