Rusia Bom Teater Tempat Ratusan Warga Mariupol Berlindung, Ada Tanda 'Anak-anak'
AFP
Dunia

Rusia dikabarkan kembali melancarkan serangan bom ke kota Mariupol, Ukraina. Kali ini, Rusia berhasil menghancurkan sebuah teater yang menjadi tempat perlindungan bagi perempuan dan anak-anak.

WowKeren - Rusia tampaknya juga terus menyasar warga sipil dalam serangan invasi ke Ukraina. Kali ini, menurut pihak berwenang setempat, Rusia menjatuhkan bom di sebuah teater di kota Mariupol yang menjadi tempat perlindungan ratusan warga pada Rabu (16/3).

Dewan Kota Mariupol yang membagikan gambar bangunan yang hancur, mengatakan bahwa pasukan Rusia "dengan sengaja dan sinis menghancurkan Teater Drama di jantung Mariupol. Pesawat itu menjatuhkan bom di sebuah gedung tempat ratusan warga Mariupol yang damai bersembunyi," katanya.

Melansir CNN, teater yang dimaksud berada di kota pelabuhan tenggara. Kata "anak-anak" terlihat dieja di dua sisi teater sebelum dibom, menurut citra satelit. Video setelahnya menunjukkan api berkobar di reruntuhan teater. Sementara pihak berwenang masih belum mengetahui informasi jumlah korban.

"Masih tidak mungkin untuk memperkirakan skala tindakan yang mengerikan dan tidak manusiawi ini, karena kota itu terus menembaki daerah pemukiman. Diketahui bahwa setelah pengeboman, bagian tengah Teater Drama hancur, dan pintu masuk ke tempat perlindungan bom di gedung itu hancur," tulis dewan tersebut di Telegram.


Petro Andruishchenko, seorang penasihat walikota Mariupol, menggambarkan teater tersebut sebagai tempat perlindungan terbesar "dalam jumlah dan ukuran" di pusat kota. "Lebih dari seribu orang bersembunyi di sana " tetapi "kemungkinan sampai di sana untuk membongkar puing-puing rendah karena penembakan dan pengeboman kota yang terus-menerus," katanya.

Serangan militer juga menghantam sebuah bangunan yang menampung Neptune Pool. Di mana bangunan itu hanya berjarak empat kilometer dari teater itu, menurut video yang dibagikan oleh pejabat setempat.

Sementara itu, Maxim Kach, seorang pejabat pemerintah kota Mariupol, mengatakan bahwa bangunan itu untuk warga sipil. Dengan hanya perempuan dan anak-anak yang bersembunyi di dalamnya, bukan personel militer.

Kota Mariupol sendiri telah dikepung oleh pasukan Rusia sejak 1 Maret lalu. Setelah berminggu-minggu upaya gagal untuk membangun koridor evakuasi sipil yang aman, Wakil Perdana Menteri Ukraina, Irina Vereshchuk menyebut ada sekitar 20 ribu orang berhasil meninggalkan kota pada Selasa (15/3).

Para pejabat mengatakan penduduknya yang terperangkap telah bertahan hidup tanpa listrik, air dan makanan. Orang-orang pun mulai mencairkan salju atau membongkar sistem pemanas untuk mendapatkan air.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru