Korea Selatan Hingga Hong Kong Bakal Longgarkan Pembatasan Di Tengah Lonjakan dan Rekor COVID-19
Dunia

Pandemi COVID-19 di banyak negara dunia hingga saat ini masih juga belum berakhir. Namun di tengah perjuangan melawan COVID-19, banyak negara yang juga mulai memberikan pelonggaran.

WowKeren - Korea Selatan, diketahui kembali mencetak rekor kasus baru harian COVID-19 mencapai 621.328 kasus. Tidak hanya itu, angka kematian COVID-19 juga mencapai rekor yakni 429 kasus. Hal ini diungkapkan oleh pihak berwenang pada Kamis (17/3).

Sementara itu, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) mengatakan bahwa varian Omicron yang sangat menular itu mendorong gelombang rekor infeksi dan sementara survei publik mengungkapkan banyak yang diperkirakan akan tertular virus lantaran hanya sedikit yang mengkhawatirkan konsekuensi kesehatan yang serius.

Meski masih terancam dengan melonjaknya kasus COVID-19, pemerintah Korea Selatan tampaknya tidak menunjukkan tanda-tanda memikirkan kembali rencana untuk menghapus hampir semua pembatasan jarak sosial dalam beberapa hari dan minggu mendatang. Bahkan jika dilihat dari opini publik, juga mendukung keputusan pemerintah untuk memberikan pelonggaran pembatasan.

Adapun rencana pelonggaran pembatasan COVID-19 di Korea Selatan meliputi kembalinya jam malam di restoran-restoran menjadi pukul 11 waktu setempat, berhenti memberlakukan syaran vaksin, dan membatalkan karantina bagi pelancong luar negeri yang telah divaksinasi.

Sementara untuk batas jumlah orang dalam pertemuan masih akan kembali dikaji pada Jumat (18/3). Meski akan melonggarkan pembatasan, Korsel masih akan memberlakukan memakai masker, baik di dalam maupun luar ruangan.


Hal serupa tampaknya juga akan diberlakukan oleh Hong Kong. Pada Kamis (17/3), pemimpin Hong Kong mengatakan bahwa pihaknya tengah mempertimbangkan pelonggaran beberapa pembatasan COVID-19 lantaran memudarnya toleransi publik, namun tidak dapat memberikan peta jalan keluar dari krisis yang dipicu oleh Omicron saat ini.

Pemerintahan Carrie Lam juga banyak dikritik publik lantaran dinilai tidak jelas dan penanganan gelombang kelima COVID-19 Hong Kong telah membawa hampir satu juta kasus dan 4.600 kematian dalam waktu kurang dari tiga bulan.

Selain itu, juga terjadi lonjakan eksponensial dalam jumlah kasus terjadi meski pusat keuangan memberlakukan pembatasan perbatasan sejak awal pandemi dan menerapkan beberapa langkah jarak sosial paling keras di luar daratan Tiongkok.

Sama seperti Korsel, lonjakan kasus COVID-19 di Hong Kong pun dipicu oleh penyebaran varian Omicron. Lam pun mengatakan bahwa "waktunya telah tiba" untuk meninjau pembatasan.

"Bukan karena jumlah kasus telah turun, tetapi saya memiliki perasaan yang sangat kuat bahwa toleransi masyarakat memudar," ujar Lam dalam konferensi pers, dilihat pada Kamis (17/3). "Beberapa lembaga keuangan kami kehilangan kesabaran tentang status terisolasi Hong Kong seperti ini."

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait